"Sejauh mana?"
"Aku hanya bisa menggambarkannya dalam bahasa awam. Aku tidak akan membungkusnya dengan banyak istilah ilmiah, bahkan kalaupun aku bisa. Pesawat drone itu mempunyai kecerdasan anak umur sepuluh tahun."
"Tapi itu luar biasa!" seruku.
"Memang," kata Joko. "Begitu fantastis sehingga banyak orang, tidak semuanya orang baik-baik, menjadi sangat tertarik."
"Tapi bagaimana David bisa terlibat dengan semua ini?"
"David mengenal Raffi dan mencoba meminjam uang dari dia. Raffi menolak dan mereka bertengkar hebat tentang hal itu. Dari luar, idi bagaikan akhir dari masalah ini."
"Tidak begitu kalau aku tahu sifat David," aku menyela dengan nada datar.
"Tepat. Bagaimanapun juga, ada seseorang-sebut saja 'X'-menghubungi David dan menawarinya sejumlah besar uang untuk copy prototipe rancangan drone itu."
"Aku mulai mengerti," kataku. X ini tahu fakta bahwa David mengenal Raffi, meski Raffi masih marah padanya."
"Betul. Ide itu menarik bagi David dan dia memutuskan untuk mencobanya. Yah, dia beruntung: David mendapatkan desainnya, tetapi kemudian menyimpulkan--"
"--bahwa X tidak memberikan angka penawaran yang layak," aku menyela, "dan dia menocba menjualnya di pasar terbuka."