Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Penyihir Kota Kembang: XII. Klub (Part 2)

8 November 2022   20:46 Diperbarui: 8 November 2022   20:49 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Khiran dan pria itu sudah dekat sekarang, begitu dekat sehingga dia bisa mencium bau parfum dan keringatnya. Begitu dekat sehingga mereka berbagi udara yang sama. Begitu dekat sehingga terasa seperti mereka satu tubuh.

Dia menatap mata coklat gelapnya yang memantulkan setiap lampu sorot di klub. Itu adalah mata yang indah, dan dia ingin lebih dekat dengan mereka.

Mereka menari dan menari dan tiba-tiba bibirnya menabrak bibirnya. Dia bisa merasakan napasnya di dalam dirinya dan napasnya di dalam dirinya. Dia menangkup payudaranya di telapak tangannya, dia menggaruk lehernya. Dia menatapnya dan tersenyum. Jadi dia melakukannya lagi. Lebih sulit kali ini.

Citraloka mendengus.

"Tapi sekali lagi," kata Chintami, berpikir, "dia adalah putri ambunya."

Citraloka memandangi dinding batu yang telah diukir berabad-abad sebelumnya, jauh berabad-abad sebelumnya. "Khiran bukan putriku," katanya. "Khiran adalah ... Khiran."

Chintami menatapnya dan bergerak untuk mengatakan sesuatu, tetapi berhenti.

Mereka menari dan berciuman, dan dia menggigit bibirnya, dan dia mencengkeramnya lebih keras, dan mereka berada dalam badai gelora birahi.

Kemudian terdengar jeritan dan dunia berhenti berputar.

"Je moet weten dat dat zal gebeuren, Chit," kata Chintami. "vroeg of laat. Kau tahu dia akan tumbuh dewasa dan mungkin suatu hari ... meninggalkan kita."

Ada suara dan kemudian teriakan dan kemudian tiba-tiba klub tidak begitu menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun