Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Legenda Sang Perusak (Bab 51)

5 November 2022   20:00 Diperbarui: 5 November 2022   20:14 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba-tiba gambar hidup dari film horor lama membanjiri pikirannya dan dia terhuyung mundur beberapa langkah. Terlalu banyak untuk satu malam!

Awang berbalik dan berlari ke seberang jalan. Dia hampir bisa merasakan benda itu membuat lubang di punggungnya.

"Ayo, Sayang." Dia berkata sambil menarik lengan Kuntum.

"Awang, ada apa?"

"Itu ... itu adalah patung iblis, anjing bersayap dengan segala hiasannya. Dan rumah itu ... tampak sangat mengerikan. Itu hampir membuat rumah duka kita terlihat seperti kedai manisan."

Mereka berdua benar-benar ketakutan sekarang. Awang terdiam, dan keheningan itu hanya memperburuk keadaan. Mereka segera bergegas pulang. Secepat yang mereka bisa, mereka akan segera pulang ke rumah.

Saat menuruni bukit besar, Awang tiba-tiba berhenti. Tubuhnya menggigil kedinginan. Air mata mengalir di matanya saat dia terhuyung mundur meraih udara yang tidak mendukungnya. Kuntum berbalik, dan matanya menangkap teror yang ada di wajah suaminya. Sosok gelap dari mimpi Awang kini berada di sudut di depan mereka.

"Ada apa, Awang? Apa yang kamu lihat?" Kuntum bertanya dengan panik.

Tapi Awang diam berdiri, matanya berlinang air mata yang mengaburkan pandangannya. Kakinya tertekuk, dan dia jatuh berlutut. Bau samar kuah satai rusa basi melayang memenuhi rongga hidungnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun