Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kasus Sang Harimau (Bab 47)

5 November 2022   14:00 Diperbarui: 5 November 2022   14:04 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu, aku dikejutkan dengan kedatangan Dr. Nasir Didi ke apartemenku. Membuka pintu depan karena bunyi bel, dan dia berdiri di sana, memegang tas kerja besar.

"Saya ingat kamu memintaku untuk melihatmu kalau aku ke Jakarta," katanya dengan senyum ramah. "Saya harap Anda tidak keberatan saya mampir tanpa pemberitahuan seperti ini."

"Tidak sama sekali," jawabku. :Senang melihatmu, Dok."

"Saya sedang dalam perjalanan ke Rumah Sakit Universitas Indonesia," jelas Dr. Nasir. "Saya pikir kenapa tidak sekali mendayung dua pulau terlampaui?"

Dia mengeluarkan sebuah amplop dari saku dalam jasnya. "Saya mampir ke Hotel Marbella Anyer kemarin. Danar kebetulan menyebutkan bahwa ada surat untukmu dari Jakarta. Dia akan mengirimkannya, tetapi karena saya akan ke sini, saya pikir sekalian saja saya bawakan untuk kamu Anda secara langsung."

"Anda baik sekali, Dokter," kataku.

Dr. Nasir menyerahkan surat itu padaku. Aku mengenali tulisan di amplop itu sebagai tulisan David. Hanya catatan pendek langsung to the point:

Untuk terakhir kalinya, berhenti mengejarku. Kalau kamu tahu apa yang baik untukmu, kamu akan lupakan bahwa aku pernah ada.

Aku memasukkan kembali surat itu ke dalam amplop dan menatap Dr. Nasir.

"Ini dari temanku itu," kataku padanya. "David Raja Halomoan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun