"Halo? Halo? Apakah kamu disana?"
Tidak ada respon.
Dia mencoba sekali lagi, menekan tombol berkali-kali dengan panik saat jantungku berdebar hingga menghantam tulang rusuk. Tidak, ini tidak boleh terjadi. Tidak sekarang.
Tidak ada tanggapan. Sunyi.
Dia menjatuhkan mikrofon dan berbalik dan bertemu tatapan mata Zaki.
"Mikrofonnya mati."
Zaki tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia memeluk Tiwi, telapak tangannya memijit otot yang kaku di bahu gadis itu.
BERSAMBUNG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H