Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Susah Mengerti

5 November 2022   08:00 Diperbarui: 5 November 2022   07:59 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sambu, Bos Mafia, bertahan hidup dengan cuci darah dua kali seminggu karena ginjalnya membusuk digerogoti alkohol. Sebagai tangan kanannya, aku mengelola 'bisnisnya' dibantu oleh para preman dan tukang pukul bayaran.

“Bos, aku mau mendonorkan ginjalku buat bos,” kata seorang preman dengan penuh harap padanya di hadapanku.

"Tidak, biar aku yang mendapat kehormatan itu," rengek lainnya.

Mereka semua membuat penawaran, satu demi satu. Bos menatapku seolah-olah menantangku untuk mengikuti mereka.

Aku tertawa dalam hati, mengingat nasib banteng yang ditombak para abdi dalem saat menawarkan dirinya kepada sahabat singanya yang kelaparan.

Tidak ada yang mengerti kalau golongan darahku tidak sama dengan Bos.

Bandung, 5 November 2022

Sumber ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun