Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Terdampar di Perut Bumi - Buku Satu: I. Terdampar (Part 5)

4 November 2022   08:00 Diperbarui: 4 November 2022   07:59 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Bulu di tangan Tiwi merinding saat Earth Wanderer terhuyung-huyung di puncak gelombang setinggi gedung lima lantai. Miring ke depan, perahu layar jatuh di udara seperti lift yang putus dan terjun bebas ke lantai dasar.

Tiwi mengatupkan giginya, mencengkeram kusen pintu sampai buku-buku jarinya memutih. Ketika perahu menabrak lembah samudra, gelombang semburan yang menjulang jatuh menimpa kepalanya. Mendorong kembali helai basah rambut kusut, dia menyeka matanya.

Zaki berjalan terhuyung-huyung lalu memegang kemudi.

Miko berteriak dari balik bahunya, "Lu berdua tetap di sini. Gue nyari Om Kapten."

Tiwi membuka mulut untuk menyatakan bahwa dia ingin ikut, tapi Miko sudah berlari di geladak. Gadis itu menghela napas. "Tunggu, Mik! Aku ikut denganmu!"

Angin kencang menyapu suaranya, dan dia bertanya-tanya apakah cowok itu mendengar suaranya.

Miko berbalik di bawah hujan deras. Pakaiannya yang basah kuyup menempel di badan. Tiwi berlari mengejarnya. Miko mengangkat tangannya dan berteriak, tapi Tiwi tidak dapat mendengar jelas kata-katanya. mengangkat tangannya.

"Apa?" Tiwi balas berteriak lebih keras lagi untuk mengatasi guntur yang memekakkan telinga.

"Gue bilang, lu satu-satunya orang yang tahu cara menggunakan radio." Miko menangkupkan tangannya di sekitar mulutnya untuk membuat dirinya mendengar.

Kembali Tiwi mengibaskan rambut panjangnya yang menutup wajah. Meskipun dia benci untuk mengakuinya, Miko benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun