Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Legenda Sang Perusak (Bab 41)

19 Oktober 2022   11:30 Diperbarui: 19 Oktober 2022   11:36 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lorong gelap rumah duka itu kelam dengan kegelapan yang makin dalam ketika sosok di ujungnya memberi isyarat kepada Bagas untuk maju. Bertentangan dengan keinginannya, dia terpaksa melakukannya. Bagas menurut. Saat dia melangkah lebih jauh, setiap langkah terasa bagaikan menuju lubang kuburnya. Bagas tahu, bahwa ketika dia mencapai ujung aula, dia akan mati. Dia tidak ragu tentang hal itu. Makanya mati-matian dia mencoba melawan tarikan itu.

"Tidak! Aku tidak akan datang padamu! Kamu tidak bisa memilikiku. Kamu tidak bisa memilikiku!"

Namun kata-kata yang diteriakkan Bagas tidak ada gunanya. Dia tidak memiliki kendali atas tubuhnya. Hanya pikirannya yang bebas untuk melawan tarikan sosok itu.

Tiba-tiba, dari lubang gelap salah satu pintu di sisinya, tangan putih yang cacat mencakar lengannya meninggalkan luka mengerikan sampai ke tulang. Darah menyembur dari luka yang terbuka, dan Bagas menjerit kesakitan, tetapi tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Tidak ada harapan. Hidupnya telah berakhir. Dia hanya seorang anak kecil, dan hidupnya telah berakhir... Ini tidak mungkin terjadi padanya. Dia telah pulang dan masuk ke kamarnya beberapa jam yang lalu. Bagaimana dia bisa Kembali ke rumah duka?

Saat darah mengalir dari lengannya ke lantai, dia perlahan mengingat apa yang telah terjadi. Dia telah kembali ke rumah duka untuk mencari topinya. Dia harus mendapatkan kembali topinya, dan itulah mengapa dia ada di sini saat ini. Tapi sesuatu telah menarik tubuhnya ke dalam, dan, sekuat apapun dia melawan, dia ada di sini sekarang.

Semua harapan hilang. Dia ada di sini, dan dia akan mati. Sorot mata sosok dalam kegelapan itu membuat hatinya terbakar amarah.

Lantai tiba-tiba ambruk, dan dia jatuh .... jatuh ke dalam kegelapan lubang neraka. Semuanya terjadi begitu cepat, seolah-olah dia berada dalam mimpi. Mimpi yang tidak bisa dia hindari.

Dan kemudian ada sesuatu yang memegang bahunya. Dia memaksa dirinya untuk berbalik, dan dengan teriakan yang membangunkan setengah tetangga. Dia terjaga, basah oleh keringat, tetapi bangun dan ada di tempat tidurnya sendiri.

Secepat kilat Bagas berlari ke kamar ibunya dan melompat ke tempat tidurnya. Ibunya bahkan belum sepenuhnya terbangun karena teriakannya, dan Bagas merasa berarti dia sekarang bebas dari bahaya. Aman, sampai dia tertidur kembali.

Di seberang kota, Kadir juga mengalami mimpi buruk yang mengerikan. Mimpi tentang setan berjalan keluar dari dinding dan mengejarnya melalui labirin lorong yang tak berujung. Semua lorong mengarah ke lebih banyak lagi monster, dan ketika dia meronta-ronta hingga terbangun, dirinya meringkuk di lantai di samping tempat tidurnya. Kegelapan mutlak yang dia lihat di bawah tempat tidurnya mengirimnya terbang ke kamar orang tuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun