Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Penyihir Kota Kembang: IV. Lajnah Lima (Part 2)

12 Oktober 2022   09:00 Diperbarui: 12 Oktober 2022   08:58 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Para penyihir duduk mengelilingi meja, menyisakan satu kursi kosong, di ujung yang tak terlihat di dimensi impian. Ataya adalah yang terakhir tiba.

Dia menatap pakaiannya dan melihat bahwa dia sekarang mengenakan long dress dan tutup kepala biru sederhana.

"Senang kau bergabung dengan kami, Nak," kata wanita berbaju kuning yang duduk di sampingnya sambil memegang tangannya. "Sudah lama sejak terakhir kali kita bertemu. Sekarang kamu sudah gadis!"

Ataya tersenyum saat dia memeluknya. "Bibi Sanja!" desahnya dalam pelukan hangat wanita itu.

"Bagaimana kabarmu?" Sanja bertanya sambil memegangi pundak Ataya. "Berapa umurmu sekarang? Bagaimana kabarmu ... Citraloka?"

"Umurku tujuh belas," Ataya menyeringai. "Dan Ambu baik-baik saja, dia menyuruhku untuk menyapamu."

"Ah, katakan---"

Terdengar suara batuk berdeham dari kepala meja.Seorang wanita berbaju merah menatap mereka berdua dengan tatapan setajam belati.

"Kalau kalian berdua sudah selesai bebrbasa-basi, kita bisa mulai rapat sesuai jadwal."

Seorang wanita berbaju ungu di sampingnya menaikkan kaki ke atas meja sambil sambil menyeringai. Citraloka telah memberitahunya tentang mereka berdua: wanita gemuk berbaju merah adalah Nira, ketua Klub Penyihir Darah dan Air Mata, dan yang memakai gaun lembayung adalah Saras dari Liga Penyihir Seteru.

Sanja mengedipkan mata saat dia meletakkan tangannya di atas meja. "Ya," katanya, "mari kita mulai."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun