Di penghujung hari, Awang sangat gugup. Dia perlu istirahat, dan satu-satunya cara adalah menghilangkan rasa takutnya terhadap rumah duka.
Sebelum meninggalkan klinik, dia menelepon agen properti untuk mengetahui jika ada yang menaruh minat pada rumah duka. Setelah delapan kali berdering, sebuah suara menjawab dengan nada tergesa-gesa dan gelisah.
BERSAMBUNG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H