aku memikirkan mereka dengan penuh kasih sayang sebagai rambut kaku dan wajah retak dan mereka ada di sana setiap Selasa berenang dan gelombang permanen rambut kaku tak pernah basah. wajah retak memakai topeng tekad ambisi yang tak bisa tembus
bersama-sama mereka menguasai kolam dalam percakapan melekat
penting untuk bernapas saat berenang masuk dan keluar dan kulakukan.
masuk dan keluar dan naik dan turun kupergi
hanya pada hari Selasa mereka dengan gigih menghalangi
semua orang menempatkan kayuh mereka
tak peduli padat kolamnya mereka berikan di kuartal pertama
'tak seaneh rakyat jelata.'
Aku mendengarkan meskipun tidak sepenuhnya mendengar
hari ini memanggang --jika cuaca 'bulan tua'
bawang bombay masuk?
'sebagai apa?'
penyedap rasa
'eh -- tak mengertilah'
seperti saus sambal istimewa
'belajar membuatnya di Texas.'
Kalifornia?
 memicu perubahan dari kerja di rumah ke 'liburan'
hanya 'resor' terbaru yang segera diluncurkan
hanya saat terlewat
ditenggelamkan oleh roti bulat
bernyanyi 'Kemesraan'
nanti dulu
janganlah cepat-cepat berlalu
aku berenang mengitari
karena kau tidak bisa melintasi
tak bergerak atau begergeming untuk siapa pun
muka retak  dan rambut kaku...
mereka terjebak
di alur permainan panjang trivia dari dua kubu, tampaknya
'harus dimarinasi dan ditumis sampai kekuningan sehari sebelumnya
dan inapkanlah semalaman'
inapkanlah? semalaman!
tak percaya haruskan itu
aku bertaruh mereka berbicara ngelindur dalam tidur
tak henti-henti sambil mengangguk-angguk
aku bertaruh 'laki' mereka tidur di kamar terpisah
berasumsi mereka bisa lolos dari kewajiban istri
aku rasa penting untuk bernapas saat berenang
tapi ku tak percaya salah satu dari ini
pernah melepas
Bandung, 19 September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H