Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kasus Sang Harimau (Bab 14)

18 September 2022   18:26 Diperbarui: 18 September 2022   22:13 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

"Tidak, dia hanya bilang dia akan menelepon kembali nanti."

Aku baru saja akan mengatakan apa yang harus dilakukan jika Joko Seng menelepon lagi ketika bel pintu berbunyi.

"Aku yakin itu Nona Ratna Dadali," prediksi Bu Sulis. "Dia bilang dia mungkin akan mampir sebelum ke Gedung Kesenian."

Ratna Dadali masuk dan Bu Sulis mundur diam-diam. Ratna Dadali tampak lelah dan khawatir. Wajahnya pucat dan lingkaran hitam di bawah matanya yang dalam. Bahkan rambut hitamnya tidak berkilau seperti biasanya. Dia berkata dengan suara datar dan tanpa ekspresi. "Han, apa kabar?"

"Aku baik-baik saja," kataku. "Mau minum apa?"

Dia melepas mantelnya dan melemparkannya sembarangan ke kursi. Kemudian dia mengulurkan tangannya ke api. "Aku tidak ingin minum sebelum pertunjukan," dia memutuskan.

Aku berjalan menuju meja minuman. "Keberatan jika aku minum?"

Aku menuangkan wiski. Ratna memperhatikanku sejenak. Kemudian dia berkata dengan sedih, "Jadi dia tidak muncul."

"Tidak," kataku.

Dia menghela nafas. "Maafkan aku, Han."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun