Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Begal Rimba Tulang Bawang (Bab 21)

17 September 2022   07:51 Diperbarui: 17 September 2022   07:58 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

"Berambuslah dan jangan pernah kembali."

"A-aku boleh pergi?" katanya tak percaya dengan pendengarannya. Janar mengangguk perlahan dan pria itu melompat berdiri secara tiba-tiba. "Terima kasih, tuan, terima kasih, nyonya," katanya. Matanya mengungkapkan rasa syukur karena kepalanya masih terhubung dengan badan.

"Para dewa memberkati Anda berdua." Dia menyeka hidungnya yang beringus dengan tangannya dan mencoba menyalami Janar.

Janar mundur dengan jijik. "Pergilah sebelum aku berubah pikiran!"

Pria itu menelan ludah, dan berlari secepat kakinya bisa membawanya.

Sampai kemudian menjelang surya turun ke peraduan, dia masih berlari tanpa berhenti sekejap pun. Orang-orang yang kebetulan melihatnya sekilas pulang ke rumah malam itu, memberi tahu keluarga mereka tentang seorang prajurit yang berlari sedemikian kencangnya, seakan Batara Yama sedang mengintai lehernya.

BERSAMBUNG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun