Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Boys & Dolls

14 Agustus 2022   13:29 Diperbarui: 14 Agustus 2022   13:36 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Situasi dan kondisi malam itu lebih dari sempurna. Gelap dan sepi menguasai jalanan. Beberapa lampu jalan yang masih berfungsi saat pengintaiannya sehari sebelumnya telah berhenti beroperasi sejak itu.

Tidak ada yang menghalangi operasinya malam itu, atau begitulah kelihatannya. Dia cukup berpengalaman untuk mengetahui bahwa membobol tempat itu mungkin akan memicu alarm dan perjalanan pulang pergi kesekian kali mendekam di sel kecil berdinding beton. Maka, sempurna atau tidak, dia akan berhati-hati.

Lingkungan itu sepi untuk sementara waktu. Sesuatu yang berhubungan dengan peringatan banjir dan tsunami yang akan datang tertapi tidak pernah datang. Semua orang yang tinggal dan bekerja di sini telah mengemasi barang-barang mereka dan pergi tanpa melihat ke belakang.

Sebagian besar toko telah ditutup atau, seperti yang dilihat oleh komunitas kriminal, dibungkus rapi sebagai hadiah. Perayaan hari kemerdekaan datang lebih awal tahun ini dan akan berlangsung selama kota tidak menandai tempat itu sebagai zona aman.

Singkatnya, pasar gelap kota tidak pernah dipenuhi dengan begitu banyak komputer dan perangkat home cinema.

Targetnya malam ini adalah sebuah toko kecil di pojokan. Tutup seperti yang lain tertapi sedikit berbeda, tanpa papan nama, membuat pembobolannya merupakan pertaruhan. Namun semua toko lain sudah dijarah.

Tempat itu terdaftar di Google Maps sebagai 'Boys & Dolls.' Nama yang bisa berarti apa saja.

Si pencuri berpikir, kemungkinan terburuk itu merujuk ke toko untuk penggemar cosplay. Yang masih bukan masalah, menurutnya.

Dia memastikan jalanan masih kosong, lalu mulai memeriksa bagian luar bangunan untuk mencari tanda-tanda alarm pencuri. Nihil.

Maka keluarlah linggis tua tersayangnya. Suara yang ditimbulkan akan sedikit berisik, tetapi sekeras apa pun suara yang ditimbulkan cukup jauh untuk mencapai telinga manusia yang ditenggelamkan oleh klakson tanpa jeda dari pengemudi yang frustrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun