Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kersen

9 Agustus 2022   11:42 Diperbarui: 9 Agustus 2022   11:53 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diana mengira dia mungkin hamil. Dia tidak menginginkan apa pun, menyembunyikan keinginannya, mengendalikan nafsunya. Garis merah muda terbentuk pada strip uji kehamilan. Dia mulai bermimpi tentang nama.

Dia tidak memberi tahu Ravi. Sekarang dia punya tujuan. Akhirnya dia punya bakat, seperti taman.

Bandung yang sejuk dan berkabut. Bunga seruni menghiasi halaman. Diana pulang kerja lebih awal akrena kelelahan.

Band Ravi sedang berlatih. Keripik dan kaleng bir berserakan seperti diacak-acak hewan kelaparan. Melangkahi kotak pizza yang setengah kosong, Diana memasuki dapurnya, menginginkan teh panas dan camilan.

Ada suara-suara di ruang makan. Ravi dan salah satu gadis. Diana bukan tipe pencemburu. Gadis-gadis mengelilingi Ravi seperti umbul-umbul di kompleks saat perayaan Hari Kemerdekaan. Bersandar di lemari, dia mendengar suara Ravi. Sungguh-sungguh, serius.

"Tinggal di sini menjadi hambatan. Aku butuh kebebasan. Aku harus pergi ke Jakarta dan hidup selama setahun. Aku tidak ingin dia ikut bersamaku. Aku hanya tidak tahu bagaimana cara memberitahunya."

Gadis itu menggumamkan simpati atas penderitaannya. Bergerak menjauh, Diana meletakkan ketel, menatap ke tempat dia menggantung ayunan di pohon kersen.

Diana memutuskan bahwa dia menginginkan suami baru.

Bandung, 9 Agustus 2022

Sumber ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun