Pada saat kematiannya, keluarga belum melihat Wak Kendi selama beberapa bulan. Ketidakhadiran keluarga berarti tidak ada yang peduli, maka kami tidak diberitahu tentang kematiannya sampai kami melihat pengumuman di surat kabar atas permintaan seorang temannya. Elan, sebagai anaknya, selalu kesal ketika bapaknya datang terlambat, setelah berjanji untuk membawa dia bersaudara ke satu tempat atau yang lain. Tanti membenci semua argumen yang harus dia buat tentang mengapa dia membutuhkan uang. Sekarang kami semua menyadari Wak Kendi hanyalah seorang pria yang penakut.
Bahwa rasa takut menjadi sangat menyita mungkin di situ letak masalahnya. Bertahun-tahun setelah kematiannya, anak-anaknya masih berjuang untuk menyeimbangkan citra tentang dia sebagai orang yang membawa mereka piknik ke pantai dan ke restoran mewah, dengan citra orang yang begitu takut kehilangan uang yang dia habiskan bertahun-tahun untuk mencoba mengumpulkannya.
Sebagai orang dewasa, aku sering bertanya pada diri sendiri: bagaimana kita menyeimbangkan ketakutan yang dikembangkan dari pengalaman hidup kita dengan kehidupan yang kita bayangkan untuk diri kita sendiri dan orang-orang yang kita sayangi?
Bandung, 20 Mei 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H