Seorang dokter muda, wajahnya berjerawat dan napasnya bau jengkol, menyorotkan sinar dari lampu senter yang menyilaukan ke mataku.
"Tidak ada tanggapan. Saya khawatir amantidine sepertinya tidak membantu."
Sialan kau, Dok! Aku bisa mendengarmu!
Syauki dan Dewi berdiri di dekatnya, bertukar pandang, pura-pura prihatin.
"Koma sangat bervariasi. Dalam kasus saudara Anda, saya khawatir tidak ada lagi yang bisa kami lakukan." Dokter itu ragu-ragu. "Sulit untuk menyampaikan ini, tapi setelah bertahun-tahun, mungkin sudah waktunya."
Dia batuk-batuk, malu. "Ini formulirnya."
Syauki dan Dewi mendesah dan bergumam, kesedihan yang jelas-jelas palsu terukir di wajah mereka.
Tunggu, tidak!
Bandung, 7 April 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H