Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kontak Pertama

5 April 2022   06:00 Diperbarui: 5 April 2022   06:04 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita mengalami kesulitan menerima kenyataan bahwa kontak pertama dan satu-satunya dengan peradaban lain pada akhirnya harus dianggap gagal. Imajinasi kita yang berlebihan tidak sampai pada kemungkinan itu.

Semua buku dan film yang kita sukai saat masih anak-anak dan masih kita hargai sebagai orang dewasa, nostalgia yang memberi mereka kehormatan yang mungkin tidak pantas mereka dapatkan, telah mendarah daging dalam diri kita beberapa gagasan yang sangat spesifik tentang apa yang diharapkan dari kunjungan makhluk luar angkasa: keajaiban teknologi yang akan membawa era kemakmuran yang tak terbayangkan, wawasan metafisik yang secara fundamental akan mengubah pemahaman kita tentang alam semesta, atau eradikasi seluruh umat manusia. Pergeseran paradigma yang sebenarnya, dalam hal apa pun.

Kenyataan jauh dari itu. Butuh lebih dari tiga bulan yang sulit dan meraba-raba dalam kegelapan oleh tim ahli bahasa terkemuka di dunia untuk bisa sekadar membangun beberapa pendekatan komunikasi yang berarti dengan Vulkan. Namun, sebagian besar lebih didasarkan pada dugaan-dugaan belaka.

Sedikit yang berhasil kita pelajari tentang sains dan budaya mereka. Lebih merupakan minat filosofis daripada penggunaan praktis apa pun.

Mereplikasi cara mereka menghasilkan energi atau mode perjalanan ruang angkasa dengan menggunakan sumber daya Bumi adalah mustahil. Gawai mereka terbukti tidak berguna di tangan manusia. Dan anatomi mereka, dari apa yang kita pahami, sangatlah berbeda dengan kita, sehingga kemajuan medis apa pun tampaknya sangat tidak mungkin digunakan untuk organisme terestrial.

Pada titik tertentu, bahkan suara-suara yang pada awalnya optimis harus mengakui bahwa selain bukti monumental bahwa umat manusia bukan satu-satunya spesies cerdas di alam semesta yang luas, mungkin tidak banyak yang bisa diperoleh dari pertemuan intergalaksi ini.

Ketika wahana-wahana Vulkan menghilang ke dalam kesunyian ruang angkasa setahun setelah kedatangan mereka, tidak ada pencapaian, tidak ada janji masa depan yang gemilang atau ancaman pemusnahan. Lebih dari segalanya, terasa canggung dan kikuk.

Seperti meninggalkan pesta perayaan yang, terlepas dari niat dan upaya terbaik semua orang, tidak pernah benar-benar berhasil.

Di sana-sini terlihat orang-orang berkumpul di luar, kepala mereka menoleh ke atas menyaksikan kemilau metalik dari wahana asing perlahan menyatu menjadi warna biru dari langit yang kita kenal. Beberapa dari mereka melambai, tampak seperti orang bodoh. Yang lain hanya berdiri di sana, tak melakukan apa-apa.

Saat ini, sebagian besar kehidupan manusia telah kembali normal. Kita melakukan pekerjaan kita seperti dulu, menghabiskan uang kita seperti dulu, mencintai keluarga kita seperti dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun