"Tidak. Tidak, saya rasa tidak."
"Baiklah. Jika Anda ingin berlangganan kembali, cukup hubungi kami. Dan Pak, saya turut berduka atas kehilangan yang akan Anda alami."
"Terima kasih. Selamat tinggal."
"Selamat siang, Pak. Dan semoga hari Anda menyenangkan."
Layar menjadi gelap.
Syauki berpaling dari layar video tepat pada waktunya untuk melihat istri dan dua anaknya, berkumpul di ruang tamu bersamanya, berkedip dalam kabut biru listrik statis.
Keluarga maya yang dia kenal dan cintai selama dua belas tahun terakhir tiba-tiba hilang sebagai korban dari runtuhnya ekonomi.
Dalam waktu kurang dari satu detik, Syauki Kasepu bukan lagi seorang suami atau ayah.
Duduk sendiri dalam kesunyian yang tiba-tiba mencekam, dia bertanya-tanya,Â
Apakah dia sekarang akan dianggap sebagai bujangan atau duda?
Bandung, 3 April 2022