"Sungguh menjengkelkan!"
"Ada apa? Datang-datang marah."
"Ada kejadian yang enggak enak tadi. Di dalam bus."
"Kejadian apa?"
"Busnya penuh, ada beberapa orang berdiri. Tiba-tiba seorang gadis muda menawarkan tempat duduknya kepadaku!"
"Lha, bagus, dong! Masalahnya apa? Gadis itu baik-baik saja, kan?"
"Masalahnya, dia melihat ke wajahku dan mengira aku sudah tua! Sialan. Waktu berjalan dan tahu-tahu aku sudah tua. Dan orang-orang menyadari itu hanya dengan melihat wajahku."
"Jangan panik. Aku tadi menyangka kamu mengalami kejadian yang benar-benar buruk. Apakah kamu berpikir bahwa kamu tidak akan menjadi tua? Sudah lebih dari lima puluh, saatnya sadar diri."
"Tapi aku tidak pernah memikirkan itu. Waktu berlalu, kita hidup, melakukan sesuatu, bekerja, berkencan, membesarkan anak dan, tiba-tiba, akhir hidup akan datang. Aku sudah tua...."
"Perjalanan hidupmu luar biasa, Bung!"
"Kawan, cobalah ikuti cara berpikirku. Aku tidak merasa tua, aku tidak berpikir untuk berhenti bekerja, dan masih melakukan hal-hal yang dilakukan oleh orang muda. Tapi anehnya, hanya dengan melihatku lalu orang-orang menyimpulkan bahwa aku sudah tua, butuh perawatan, tak berdaya, terbuang. Ini sangat menggangguku. Kemudian aku teringat yang dikatakan Dumbledore, 'Anak muda tidak dapat mengetahui bagaimana orang tua berpikir dan merasakan. Tapi orang tua berdosa jika mereka lupa bagaimana rasanya menjadi muda.' Dia bijaksana, si Dumbledore ini...."
Bandung, 1 April 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H