Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Legenda Sang Perusak (Bab 1)

27 Maret 2022   20:20 Diperbarui: 27 Maret 2022   20:23 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti itulah saat pertama kali terjadi, aku berteori, dan salah satu dari beberapa kali kejadian yang tidak begitu ingat karena koma. Meski begitu, awalnya selalu sama, dan aku bisa berspekulasi bahwa itu selalu sama ketika aku koma karena tidak berubah sejak itu. Setidaknya tidak sampai hari nahas berikutnya yang harus saya ceritakan kepadamu.

Yang satu ini benar-benar mengubah segalanya. Seperti yang kuperkirakan, bahwa menghidupkan kembali masa lalu adalah mimpi buruk yang luar biasa bagi kebanyakan orang.

Aku ragu bahwa ada orang yang jujur saat mengatakan ingin kembali dan mengulangi bagian hidup mereka tanpa dapat mengedit saat mereka merangkak kembali melalui detik-detik waktu.

Bayangkan kesengsaraanku ketika aku mengingat dan menceritakan periode singkat di masa laluku kepadamu. Bukan contoh terbaik dari hari baik dalam hidupku, setidaknya. Sekarang bayangkan bahkan hari terbaik dalam hidupmu sendiri... luangkan waktu untuk membayangkan hari yang indah itu, dan kemudian, isi ruang yang tersisa di antara momen-momen yang sangat singkat yang sebenarnya kamu pilih untuk diingat.

Apa yang kamu pikirkan selain hari yang buruk dan menyedihkan yang kamu pegang erat demi menjaga supaya ytetap waras?

Secara keseluruhan, seperti yang kukatakan, hidup itu menyebalkan, jika kau belum pernah mendengarnya dan benar-benar mengakuinya sebelumnya.

Omong-omong, namaku Awang, Awang Dermawan. Dokter Awang Dermawan, seolah-olah orang yang sangat peduli pada saat ini. Selamat datang di neraka pribadiku.

Mari kita mulai....

Awal musim kemarau telah tiba di Kesultanan Melayu Raya, musim yang secara umum menyenang di bagian negara yang mencakup hampir setiap jengkal wilayah antara Republik Minangkabau di barat, Persemakmuran Sriwijaya di selatan, dan Bangsa Aceh Darussalam di utara. Hamparan sawah dan kebun buah dengan mudah mengalih perhatianmu, jika pikiranmu tidak disibukkan dengan berbagai kekejaman hidup.

Sayangnya, kekejaman ini menelan kebanyakan orang, dan hanya sedikit yang benar-benar mengakui kebaikan yang melekat pada lingkungan mereka sampai mereka ditakdirkan untuk meninggalkannya. Satu kaki di kuburan atau malah lebih mengerikan dalam beberapa hal, perjalanan ke pusat Kesultanan Melayu Raya, Pekanbaru. Apa pun masalahnya, keluarga Dermawan tidak punya rencana melanggar aturan.

Hari yang hangat dan cerah membawa mereka tanpa ragu ke salah satu lokasi paling indah di kawasan itu, dan mereka segera mendaki lereng curam menuju Tesso Nilo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun