Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Penulisan Kata Ulang Sempurna pada Judul Artikel

25 Maret 2022   20:25 Diperbarui: 25 Maret 2022   23:12 1260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulisan kata ulang

Menurut ejaan yang pernah dan sedang berlaku di Indonesia (van Ophuijsen, Soewandi, EYD, dan PUEBI), kata ulang disatukan dengan tanda-hubung (-), kecuali pada periode Ejaan Republik (Soewandi) diizinkan penggunaan tanda pangkat dua (2). Hanya di Indonesia dan Malaysia yang menggunakan tanda hubung (-). Di tempat lain, yang berlaku adalah terpisah sebagai dua kata atau menjadi satu kata tunggal. Kalaupun ada pengecualian, saya hanya menemukannya di nama pemain sepak bola asal Kamerun, Eric Daniel Djemba-Djemba, yang sempat dikontrak Persebaya pada tahun 2015, tapi gagal menampilkan permainannya karena PSSI terkena sanksi FIFA.

Penulisan kata ulang sempurna pada judul menurut Ejaan Baku

Kata ulang yang dituliskan pada judul (artikel, buku, film, lembaga, dan lain-lain), kecuali di era Ejaan Republik, ditulis dengan huruf kapital untuk huruf awal kata-katanya, Misalnya: Hati-Hati Memilih Kata-Kata, Kupu-Kupu Menari di Langit-Langit.

Saat Ejaan Soewandi, dibolehkan untuk menulis Hati2 Memilih Kata2, Kupu2 Menari Dilangit-Langit.

Kata ulang sempurna pada judul di Kompasiana

Seperti saya sebutkan di awal tulisan ini, Kompasiana (baca: Kompas) mempunyai gaya selingkung (inhouse style) yang berbeda dengan ejaan baku. Misalnya, dari contoh di atas, maka judul akan diubah menjadi Hati-hati Memilih Kata-kata, Kupu-kupu Menari di Langit-langit

Dari diskusi grup WhatsApp, ada yang menginfokan bahwa gaya selingkung Kompas adalah rekomendasi konsultan asing, meskipun ketika saya minta untuk mendapatkan Prosedur Penulisan Kompas belum ada yang bisa memberikan kepada saya, sehingga saya meraba-raba alasan 'konsultan asing' itu mengusulkan gaya selingkung yang aneh tersebut.

Sepengetahuan saya, hanya ada dua cara penulisan judul: Dengan huruf kapital untuk setiap awal kata dalam judul kecuali kata tertentu, misalnya kata depan (First Capital Letter Capital), atau tulisan judul seperti kalimat lain dalam artikel (selain kata pertama dan nama, semuanya diawali huruf kecil).

Indonesia mengikuti yang pertama, sedangkan Eropa umumnya mengikuti yang kedua, meskipun beberapa lembaga di negara-negara tersebut menciptakan gaya selingkung yang berbeda, tapi dengan alasan bagus.  Misalnya, Library of Congress Amerika Serikat (semacam Perpusnas di Indonesia) menggunakan gaya selingkung kedua untuk katalog dalam terbitan yang diikuti oleh seluruh lembaga yang menggunakan ISBN dan ISSN sebagai pembakuan penerbitan.

Sebagian pemuisi di Indonesia, menggunakan poetica licentia dengan untuk menuliskan kata ulang sempurna tanpa tanda hubung dan spasi. Alasannya masuk akal, kata ulang adalah satu kata, seperti halnya penambahan 's' atau 'es' dalam bahasa Inggris tidak menjadi kata ulang sebagai dua kata. Alasan kedua karena ada beberapa pola tuang puisi berdasarkan jumlah kata atau 'ketukan' yang bisa kacau jika kata ulang ditulis terpisah, emski dengan kata hubung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun