Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penyair Terpaksa

21 Maret 2022   20:20 Diperbarui: 21 Maret 2022   20:29 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Senang bertemu seseorang yang mau diajak bicara. Rata-rata di sini orangnya kurang ramah."

Aku melihat sekeliling ruangan menatap punggung belakang orang-orang yang asyik dengan sistem kardiovaskular mereka. "Kamu musisi?"

"Bukan," dia melihat ke bawah. "Oh! Aku mengerti. Tidak, aku seorang pemusik kata-kata."

Aku pasti terlihat bodoh karena dia melanjutkan.

"Aku seorang penyair."

"Aku pikir mereka semua mati dalam perang merebut kemerdekaan." Mulutku memang suka melepaskan humor yang tak lucu.

"Korban sakit hati karena tugas menulis puisi di SMA dulu?"

"Aku tak pernah menikmati pelajaran bahasa Indonesia. Membosankan. Yang mengajar perawan tua dengan bibir mengerucut dan terlalu banyak eau de cologne. Yang bisa kuingat hanyalah Pujangga Baru dan Chairil Anwar 'aku ini binatang jalang'."

"Setidaknya kamu masih ingat."

Sesuatu di matanya yang menghentikanku untuk pergi pada saat itu. Warnanya cokelat kehijau-hijauan menyala-nyala dengan antusiasme yang belum pernah kulihat sebelumnya. Bersinar dengan penuh semangat.

"Aku harus melatih otot," kataku sambil menunjuk pelatih yang mendekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun