Hari ini adalah "World Storytelling Day" yang di Indonesia disebut sebagai "Hari Dongeng Sedunia". Menurut hemat saya, lebih tepat jika disebut sebagai "Hari Bercerita Sedunia."
Dongeng adalah genre fiksi tentang kerajaan, puri, sihir, kesatria, putri, bidadari, peri, raksasa, naga, dll. Sedangkan 'storytelling' tidak selalu tentang dongeng. Sejarah dan religi juga bisa menjadi cerita yang dituturkan.
World Storytelling Day ditetapkan pada setiap tanggal 20 Maret setiap tahunnya. Tanggal 20 Maret adalah hari di mana matahari beredar 'menyeberang' garis katulistiwa, menjadikan bumi sebelah selatan memasuki musim gugur dan sebelah utara bersiap-siap menyambut kedatangan musim semi.  Â
Hari ini, saya mencoba membuat rekor dengan menulis sebanyak-banyaknya yang penulis mampu di kanal fiksi Kompasiana. Di luar tulisan ini, dari pukul 06:00 WIB, berhasil mempublikasikan 11 (sebelas) artikel dengan total jumlah 5.150 kata. Dan saya tidak berniat untuk menjadikan ini sebagai kebiasaan.
Tantangannya bukan pada jumlah kata-karena saat fokus menulis novel, jumlah itu tak terlalu sulit untuk dicapai- tetapi pada variasi tema.
Jadi, bagaimana caranya menulis sebuah cerita?
Cerita adalah sesuatu yang kita lihat setelah selesai. Seorang pembaca memandang sebuah cerita secara berbeda dari seorang penulis.
Ketika seorang pembaca membaca sebuah cerita dari seorang penulis, yang dilihatnya adalah sebuah karya sastra yang dia sukai atau tidak sukai berdasarkan apa yang telah ditulis penulis tersebut.
Ketika seorang penulis melihat sebuah cerita, yang dilihatnya adalah sepotong sastra yang mungkin bisa diubah dengan berbagai cara.
Menulis cerita adalah sesuatu yang tidak semudah yang kita harapkan. Yang saya maksud dengan 'kita' adalah saya.
Proses penulisan saya sangat berbelit-belit karena saya punya banyak ide bagaimana membuat karya yang sedang saya kerjakan. Saya nyaris tidak pernah tahu harus lanjut ke mana setiap selesai menuliskan satu paragraf.
Saya terus bertanya pada diri sendiri tentang tokoh mana yang harus saya gunakan? Apakah cerita saya klise? Apakah tulisan ini bagus atau tulisan buruk? Apa yang memenuhi syarat sebagai tulisan yang baik atau tulisan yang buruk?
Ada banyak lagi pertanyaan saya dan mungkin tidak akan pernah mendapat jawaban yang memuaskan.
Tidak masalah apakah saya menulis ceritakilat, cerita pendek atau novel, prosesnya tidak pernah sempurna dan produk akhirnya tidak pernah sempurna.
Apa yang diperlukan untuk mulai menulis sebuah cerita?
Sebuah ide. Ide adalah platform dan struktur inti untuk menyusun sebuah cerita.
Ada beberapa cara agar ide-ide datang kepada saya dalam bertuk serpihan-serpihan. Beberapa berdasarkan dari pengalaman yang saya alami dalam hidup saya sendiri. Beberapa datang dari saya memikirkan sebuah situasi dan menempatkan tokoh-tokoh dalam situasi itu dan memikirkan bagaimana mereka akan bereaksi. Lalu apa yang bisa terjadi jika situasi mulai melahirkan lebih banyak konflik bagi sang tokoh? Apa yang akan terjadi kemudian?
Tapi, percaya atau tidak, cara terbaik bagi saya untuk mendapatkan ide adalah dengan berkhayal dan bermimpi.
Note penulis saya bisa dilihat sebagai Jurnal Impian. Jika saya masih dapat mengingat mimpi saya setelah bangun tidur, saya akan menuliskannya sebagai 'Ide Cerita'
Gambar-gambar tertentu hanya bisa saya dapatkan dari mimpi karena betapa unik dan surealisnya mimpi saya. Gambar tunggal itu kemudian dapat berubah menjadi keseluruhan cerita dan memberikan inspirasi untuk semua jenis kemungkinan sastra.
Bagian tersulit dari mentransfer ide ke tulisan adalah menghadapi layar kosong. Layar kosong tidak ada yang menarik untuk dilihat dan juga bisa membuat saya memiliki keyakinan jika ide saya bisa menjadi sebuah cerita.
Tapi layar kosong hanya template untuk potret akhir yang akan terlihat. Cara terbaik bagi saya untuk memasukkan ide ke halaman layar adalah dengan benar-benar duduk dan menulis. Saya akan memilih jumlah kata tertentu untuk hari ini atau jumlah halaman tertentu untuk hari lain. Saya punya target 2000 - 5000 kata per hari, atau 5 - 20 halaman di hari lain.
Begitu saya mencapai tujuan itu, saya berhenti menulis untuk hari itu. Biasanya pada titik tertentu, percikan kreativitas mulai hilang dan saya hampir harus membiarkan apa pun yang telah saya tulis diam sampai hari berikutnya untuk menyalakannya percik itu kembali.
Semuanya membutuhkan kesabaran di penghujung hari, seperti yang saya lakukan sebentar lagi, yaitu dengan berhenti menulis.
Setelah selesai dengan satu cerita, saya akan luangkan waktu saya dengan cerita lain dan tidak pernah membiarkan cerita saya terungkap dengan terlalu membatasi diri saya dengan outline.
Tentu saja saya percaya bahwa semacam garis besar itu penting. Saya cenderung menggunakan ide saya sebagai garis besar: kalimat pemikiran yang ditulis sebagai catatan.
Jika saya perlu merujuk ide untuk menjaga diri saya tetap pada jalur dengan apa yang saya rencanakan, saya cukup melihat kalimat yang sama yang saya tulis di notes. Saya mengingatkan diri saya sendiri mengapa saya ingin menceritakan kisah ini dan bagaimana saya ingin menceritakannya. Tapi setelah itu, hanya dan hanya membenamkan diri saya ke dalam dunia yang saya tulis dan bersenang-senang saat melakukannya.
Menulis cerita yang menggairahkan saya memberi saya energi untuk menulis dialog yang menarik, menciptakan latar yang unik, dan menyusun cerita secara berbeda untuk membuat pembaca tetap bertahan. Menulis bagi saya harus menyenangkan agar saya dapat terus melakukannya. Bahkan pada hari-hari ketika hal terakhir yang ingin saya lakukan adalah menulis, saya masih berusaha membuatnya menyenangkan.
Menulis cerita adalah tugas yang pernah dapat diungkapkan dengan jelas. Setiap penulis memiliki proses yang berbeda dan cara yang berbeda untuk menceritakan sebuah cerita. Tetapi menulis adalah sesuatu yang penulis sendiri tidak bisa tidak terus melakukannya karena itu adalah sesuatu yang kami ketahui dan cintai. Yang merupakan alasan yang sama mengapa saya terus melakukannya hari demi hari.
Bandung, 20 Maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H