Proses penulisan saya sangat berbelit-belit karena saya punya banyak ide bagaimana membuat karya yang sedang saya kerjakan. Saya nyaris tidak pernah tahu harus lanjut ke mana setiap selesai menuliskan satu paragraf.
Saya terus bertanya pada diri sendiri tentang tokoh mana yang harus saya gunakan? Apakah cerita saya klise? Apakah tulisan ini bagus atau tulisan buruk? Apa yang memenuhi syarat sebagai tulisan yang baik atau tulisan yang buruk?
Ada banyak lagi pertanyaan saya dan mungkin tidak akan pernah mendapat jawaban yang memuaskan.
Tidak masalah apakah saya menulis ceritakilat, cerita pendek atau novel, prosesnya tidak pernah sempurna dan produk akhirnya tidak pernah sempurna.
Apa yang diperlukan untuk mulai menulis sebuah cerita?
Sebuah ide. Ide adalah platform dan struktur inti untuk menyusun sebuah cerita.
Ada beberapa cara agar ide-ide datang kepada saya dalam bertuk serpihan-serpihan. Beberapa berdasarkan dari pengalaman yang saya alami dalam hidup saya sendiri. Beberapa datang dari saya memikirkan sebuah situasi dan menempatkan tokoh-tokoh dalam situasi itu dan memikirkan bagaimana mereka akan bereaksi. Lalu apa yang bisa terjadi jika situasi mulai melahirkan lebih banyak konflik bagi sang tokoh? Apa yang akan terjadi kemudian?
Tapi, percaya atau tidak, cara terbaik bagi saya untuk mendapatkan ide adalah dengan berkhayal dan bermimpi.
Note penulis saya bisa dilihat sebagai Jurnal Impian. Jika saya masih dapat mengingat mimpi saya setelah bangun tidur, saya akan menuliskannya sebagai 'Ide Cerita'
Gambar-gambar tertentu hanya bisa saya dapatkan dari mimpi karena betapa unik dan surealisnya mimpi saya. Gambar tunggal itu kemudian dapat berubah menjadi keseluruhan cerita dan memberikan inspirasi untuk semua jenis kemungkinan sastra.
Bagian tersulit dari mentransfer ide ke tulisan adalah menghadapi layar kosong. Layar kosong tidak ada yang menarik untuk dilihat dan juga bisa membuat saya memiliki keyakinan jika ide saya bisa menjadi sebuah cerita.