'tuk pinta maaf
'tuk rindu tobat
'tuk kesedihan di hati
'tuk kini akui
kita penyebab rasa sakit ini
kita dengan egois
akankan membuat lebih baik?
akankah merasa baik bahwa kita merasa buruk?
apakah kata-kata yang kita ucap penting?
tindak laku dan kata
mungkin tidak dimaksudkan 'tuk menyakiti
namun 'tuk melucuti
tapi dengan kebijaksanaan
waktu menguasai segalanya
berlalunya hari
hari berlalu
kita akui kita 'salah'
pandang kesalahan dengan cara kita
kita masih memiliki asa
'tuk raih lagi apa yang kita katakan
atau lakukan
mematikan pikiran selamatkan jiwa
kosongkan ingatan
'tuk tetap memar 'tuk harga diri
kurangnya pemikiran
atau pertahankan keegoisan
melepaskan semua rasa sakit
menenangkan detak pengguncang payudara
menenangkan hati
bagai hujan membasuh kesumat
bukan 'tuk melupakan
tapi 'tuk memaafkan
'tuk singkirkan dendam
menghindar aral kehidupan
terangkan jalan yang kita lalui
dan kemudian, dengan setara
merasa benar
'tuk mereka yang telah menyakiti kita
'tuk meninggalkan arena pertarungan mereka
'tuk menebus salah
kekasih nan tak berjantung hati
teman yang menang sendiri
saudara dibutakan oleh curiga
'tuk kerinduan kita sejati jujur
keinginan jiwa
kita ke mereka
rumit
maaf dengan tulus
lebih langka dari batu mulia
ditambang di tambang mana juga
satu saat untuk mendengar
kata-kata berharga
"maafkan aku...."
Bandung, 19 Maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H