Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tolong

18 Maret 2022   16:00 Diperbarui: 18 Maret 2022   16:05 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

... seperti lunasi hutang ke masa depan
lensa-lensa terbang sejauh jari melayang
tapi permata telah jatuh ke tangan gadis yang nyaris buta
sebagai pembayaran
dalam visi ini
fraktal kaki kuda keluar dari titik buta
ledakan kuku
spray pembeku darah

satu pemanah menyelam,
titik sasaran itu
tirai mandi paling mahal dari IKEA
cincin cetakan pita emas kalahkan pengiring di pekarangan
tempat gembala bungkuk menyeret landasan

kekasih, sudikah membajak bayi?
potret polaroid kulit kapalan
siap digali sebagai artefak atau batu meteor di jalan
terlempar ke samping membentuk monumen kedua
disurvei nanti

di tangga depan di pintu yang tidak dapat diganggu gugat
mengenakan pakaian APD berbaris menuju roket
kursi-kursi menjerit
paru-paru berdencit

sesuaikan maskermu sebelum membantu orang lain
adik bayi kecil melakukannya seperti kijang melompat
dari batu ke batu
menggambarkan gunung alternatif

pikiran berkedip di atas kulit kepala
di sore hari nyala api menjilat setiap dahi
sebelum menetap di telinga

kaus kaki dimasukkan ke dalam pompa susu
dan sepatu hak disisir menjadi bergaris
nafsu yang terlambat, seadanya
segenggam satelit yang berputar-putar
seperti kunang-kunang yang dilepas

seseorang bernyanyi di halaman berikutnya
disatukan gulungan ajaib untuk kesempurnaan
dan direndahkan dalam garis manusia
bahkan para dewa menumpahkan sesal kesal

apakah kamu lebih baik?
melakukannya dengan benar pertama kali?
atau salah mengarah pukulan benar berikutnya
menunjukkan jebakan pelarian
perjalanan ke perkemahan

jalur tiba-tiba robek
tubuh itu sendirian menyediakan lokasi pertemuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun