Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tapak Dara

17 Maret 2022   20:43 Diperbarui: 17 Maret 2022   20:44 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebetulnya, menurutku datang dan tanda tangan saja sudah cukup. Jika ada yang tidak muncul, maka mereka juga tidak ada dan semua data mereka dihapus dari basis data di mana pun-atau karena mereka idiot yang malas maka mereka harus berurusan dengan hukum saat melamar pekerjaan baru ... atau apa pun yang membutuhkan data pribadi.

Ini berarti akan lebih banyak pekerjaan yang terbuka bagi kita 'manusia nyata yang sebenarnya' dan orang-orang yang mengikuti aturan, yang menurutku saya bagus.

Aku memetakan rute dari Googlemaps sebelumnya untuk menghindari pengunjuk rasa yang sebenarnya, yang kuanggap tidak benar-benar mengerti apa yang mereka protes.

Aku mengenakan jaketku dan membawa semua yang kubutuhkan: KTP, formulir, dua buah pinsil 2B, bolpoin, ponsel, dan, jika aku lapar, roti keju yang kutemukan di bagian belakang lemari dapur. Semoga baunya tidak membuat semua orang di sekitarku mengira aku bukan manusia sungguhan.

Ketika aku memarkirkan  mobil di pekarangan sekolah, aku bertanya-tanya apakah aku akan bertemu Taufik. Aku harap dia tidak akan menghina ayahku jika dia melihatku. Apakah dia masih seperti dulu ketika menghina nama orang tua musuhmu dianggap keren?

Aku duduk di salah satu kursi lipat yang diatur sedemikian rupa sehingga melingkari plang bertuliskan 'TAPAK DARA' yang merupakan identifikasi kelompokku. Melayangkan padnagan ke sekeliling ruangan, aku melihat enam kelompok lain dari selusin kursi masing-masing mengelilingi sebuah plang dengan 'nama tim'.

Aku menyipitkan mata ke arah mereka mencoba mencari tahu apakah itu semua nama bunga. Aku melihat salah satu yang bertuliskan 'BANGKAI LALAT'. 

Apakah bangkai lalat nama bunga? Aku akan bertanya pada istriku ketika aku sampai di rumah nanti.

Jam di atas pintu menarik perhatianku. 12:00 Siang.

AKu satu-satunya orang di grupku yang muncul.

Baiklah. Aku berpikir mungkin TAPAK DARA akan menjadi kelompok yang unik dan di suatu tempat kami akan memulai tim gateball atau semacamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun