Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Memberi Pembaca Sesuatu untuk Dicinta

16 Maret 2022   22:00 Diperbarui: 16 Maret 2022   22:01 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika sebuah artikel diunggah, maka harus bisa dipastikan dianya unik. Hanya segelintir penulis yang mau memberikan bacaan yang paling cermat dan paling akrab kepada pembacanya.

Mungkin pembaca sedang menikmati salah satu dari dua atau tiga artikel lainnya yang muncul di sini. Atau mungkin hanya satu-satunya!

Bayangkan itu. Bayangkan berapa banyak perhatian yang diterimanya, berapa banyak pertaruhan yang diletakkan pada saat itu: saran dan umpan balik yang akan menaikkan atau menghancurkan artikel ini. Menyenangkan, bukan?

Setiap hari saya menulis satu dari banyak artikel yang saya harapkan dibaca lusinan atau mungkin ratusan atau (oh Tuhan!) ribuan orang.

Sebagai editor dan penerbit, saya membaca satu demi satu naskah yang masuk, dan menjadi ribuan artikel termasuk artikel saya sendiri yang tidak akan diterbitkan setiap tahunnya. Seperti yang telah saya lakukan tahun demi tahun selama tujuh tahun.

Artikel yang malang! Begitu banyak yang tidak siap untuk naik mendaki tangga penerbitan.

Bisa saja saya menulis di Kompasiana ini sehari tiga, empat, enam judul artikel (sudah pernah saya lakukan). Katakanlah dalam sebulan seratus judul artikel milik saya sendiri yang bersaing untuk meraih slot terhormat di Tajuk Utama atau Terpopuler. Katakanlah dua atau tiga dari seratus itu mendapat hits lebih dari lima ratus. Katakanlah satu atau dua mendapat nilai INSPIRATIF, BERMANFAAT, AKTUAL, dan MENARIK lebih dari tiga puluh. Katakanlah hanya yang ini yang memberi inspirasi untuk dikembangkan menjadi buku dan diterbitkan. Katakan bahwa artikel seperti ini muncul dalam ingatan banyak orang sehingga terus dibicarakan dan dibaca.

Ada ratusan bahkan ribuan artikel sebelum yang satu ini. Dan saat menulis artikel, saya harus membuatnya cukup saya menyukainya untuk mengatakan "tidak" kepada semua yang sebelumnya.

 Mengingat pengalaman saya sebagai pembaca, saya selalu benar-benar kagum dan senang ketika artikel saya diterima. Sungguh mengherankan bahwa seseorang cukup menyukainya hingga bersedia mengatakan tidak hanya satu "ya", tetapi puluhan, ratusan, dan ribuan "tidak, terima kasih karena saya sedang membaca artikel yang menarik ini." Atau "Saya baru saja menerbitkan sebuah cerita tentang seorang penulis artikel yang menulis tentang menulis artikel, jika belum, saya pasti akan membaca artikelmu."

 Saya tahu. Apa yang bisa dilakukan sebuah artikel untuk mendapatkan 'ya'?

Tentu saja itu pertanyaan sebenarnya. Satu-satunya pertanyaan yang penting.

Inilah rahasianya. Apakah kamu siap untuk itu?

Bakat bukanlah jawabannya. Setiap orang punya bakat. Semua orang menggunakan "kata" alih-alih "tertawa". Semua menulis mulai di tengah-tengah. Setiap orang membatasi kata keterangan dan kata sifat. Mereka semua memberi nama tokoh. Mereka semua menulis dengan detail yang spesifik dan jelas. Semua ratusan dan ribuan artikel berbaris-dengan beberapa pengecualian- menggunakan font yang mudah dibaca. Mereka mengetahui hal yang sama seperti yang kamu ketahui.

Semua orang tahu bahwa narasi harus tentang konflik yang mengobarkan keinginan dan kebutuhan tergagalkan, berulang-ulang, sampai pada titik penyelesaian dan kesimpulan.

 Kamu perlu tahu cara kerja, atau kamu akan membuat pembaca dengan mudah berkata "Hah."

Tetapi ada begitu banyak forum menulis bareng, lokakarya, konferensi, artikel, buku, grup online, webinar....

Begitu banyak kisah penulis yang memamerkan kepakaran mereka. Jadi ya, bakat harus ada, tetapi itu bukan jawabannya.

Jawabannya adalah ... konten, konten, konten! (seperti semua aplikasi dan platform, termasuk di Kompasiana).

Kamu sedang menulis artikel untuk seseorang yang telah membaca ribuan dan ribuan artikel. Begitu banyak artikel yang ditulis oleh penulis berbakat-dan hanya sedikit yang memiliki konten yang mengejutkan, menarik, baru, mencemarkan, dan segar.

Banyak tulisan yang sepertinya mengatakan, "Kamu harus peduli dengan artikel ini karena aku yang menulisnya."

Dan itulah mengapa orang-orang peduli tentang itu, bahkan sebelum kamu menulisnya, bukan?

Tapi sekarang, saat ia menjauh dari tanganmu dan masuk ke dunia besar, artikel ini tidak memiliki sistem pendukung yang sama di belakangnya. Ini sangat menyedihkan.

Saya berharap itu tidak benar bahwa saya tidak peduli tentang artikel sampai saya membacanya, bahwa saya harus dibuat untuk peduli. Tapi itu dia. Kamu harus membuat pembaca peduli, bukan pembaca mana pun, tetapi pembaca yang kemungkinan besar telah membaca banyak sekali artikel.

 Sekarang, jika saya memberi tahu kamu bagaimana melakukannya, maka semua orang akan melakukannya, ya? Dan kemudian itu tidak akan begitu baru dan menarik lagi. Bayangkan menceritakan bagian cerita dari artikelmu kepada orang asing. Mengapa orang ini peduli? Mengapa orang tersebut, di akhir ceritamu, tidak mengatakan "So what, gitu lho" ?

Meskipun begitu, berikut adalah sesuatu yang dapat saya beritahu kamu.

Cathy Birkenstein dan Gerald Graff berpendapat bahwa penulisan akademik memperoleh tujuannya dari menanggapi percakapan yang sudah berlangsung tentang suatu topik. Dengan menanggapi dengan cara tertentu apa yang "mereka katakan", seorang penulis menciptakan alasan keberadaan makalah tersebut, dan tulisannya terus melibatkan pembaca dengan memberikan "pemahaman" yang menarik, segar, dan berwawasan kepada pembaca tentang topik tersebut.

Singkatnya, Birkenstein dan Graff berpendapat bahwa kamu perlu membaca terlebih dahulu-sebelum menulis-untuk memahami tempat tulisanmu dalam perdebatan yang kemungkinan besar telah berlangsung selama beberapa dekade atau abad.

 Begitu pula dengan artikelmu saat memasuki dunia komunitas. Apakah ia menyadari semua artikel yang mendahuluinya, di sampingnya, mengikutinya? Jika tidak, saya sarankan untuk mendapatkan akses tidak hanya ke artikel yang diterbitkan tetapi juga artikel yang tidak dipublikasikan di sini, misalnya.

Bergabunglah dengan komunitas menulis online. Temukan blog dengan penulis yang menerbitkan artikel mereka sendiri. Menjadi pembaca untuk jurnal berorientasi jenis artikel pilihanmu. Menghadiri webinar.

Juga, temukan terbitan online atau jurnal cetak dan letakkan artikelmu di antara bagian-bagian yang menerima "ya."

Bayangkan antrean artikel-artikel ini. Menurutmu, mengapa orang mengatakan 'ya'? Apa yang dilakukan artikel itu untuk membuat orang asing peduli? Mengapa seseorang memiliki cinta yang sama untuk artikelmu di antara yang lain ini?

 Sebagian besar pembaca berharap untuk jatuh cinta dengan artikelmu.

Serius, ini bukan bohong.

Kamu hanya perlu memberi mereka alasan untuk melakukannya.

Bandung, 16 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun