Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Begal Rimba Tulang Bawang (Bab 7)

10 Maret 2022   17:18 Diperbarui: 10 Maret 2022   17:23 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

"Tidak!" suara Rakyan Gardapati menggelegar. "Belum. Aku telah berbicara dengan para tabib pandita. Mereka mungkin bisa memberikan tanaman obat penyakit penyebab wabah, tapi mereka butuh waktu. Mereka butuh waktu untuk menguji dan mencampur ramuan atau apa pun yang mereka lakukan di kuil Mohini. Tugas kalian di sini adalah melindungi warga desa dari pasukan kerajaan. Yang perlu kalian lakukan adalah memperlambat gerakan pasukan, memberikan waktu yang cukup untuk penyembuhan. Kita harus mencoba dan kalian akan mendapat imbalan yang lebih untuk itu. Ketika ramuan itu ditemukan dan berhasil menyembuhkan mereka yang sakit, Baginda Raja akan dipermalukan karena menolak untuk menyelamatkan rakyatnya sendiri, maka aku akan mendapatkan dukungan yang cukup untuk melengserkannya dan menunjuk pengganti yang cocok. Dan setelah itu, kalian semua akan diberi pengampunan."

"Aku setuju," ucap Janar menganggukkan kepala.

"Sedapat mungkin aku lebih suka kalian tidak membunuh para prajurit kecuali benar-benar terpaksa. Kebanyakan dari mereka melakukannya karena harus patuh pada perintah komandan."

Ganbatar menghela napas. "Itu akan sulit dan membosankan."

Palupi tertawa dan meninju si raksasa. Wajah Ubai tetap serius "Apa yang terjadi jika para tabib pandita gagal menemukan ramuan obat?"

Wajah Rakyan Gardapati berubah muram. "Kita berdoa saja agar itu tidak terjadi dan tetap berharap. Pembantaian besar-besaran akan dibenarkan dan Raja akan mendapatkan lebih banyak sekutu.".

Rakyan Bagaspati berdiri perlahan dan menatap wajah mereka masing-masing.

"Sekarang, apakah Anda siap menjadi pendukungku?"

Ubai dan Palupi mengangguk.

"Aku tak perlu ditanya lagi," jawab Janar.

"Siapa yang tidak suka petualangan?" Ganbatar menyeringai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun