Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Negara yang Hilang

6 Maret 2022   22:00 Diperbarui: 6 Maret 2022   22:24 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

matanya hijau.
matanya hijau!

dan ketika dia melingkarkan lengannya
mereka menoleh ke arahmu,
suara menghilang... lang... lang...

pidato asing petani penggembala kambing
makam kecil tempatmu tidur
membawa kita ke variasi kedua

tirai menutup kesaksian
kamu pikir hidupmu akan menyenangkan
tapi kota telah mempersingkat jam dalam sehari
berpura-pura mendaki sendiri
untuk semua yang kamu tahu
hanya ada musik yang tersisa.

sebuah kedai dengan pintu terbuka,
dialek variasi kedua
tidak pernah memiliki kemeja
tidak sekali
tidak penting

ini tentang jarak, pola, desain yang muncul dari keheningan
remaja atau masa kanak-kanak tak lagi penting
cerita menjadi di mana kamu berada
bukan di mana kamu ada,
sampai kamu menjadi acak
dataran tinggi dan makam penting
cipratan di kedai minuman yang pernah kamu cintai
losmen, debu di ambang jendela
terbangun menonton anak-anak menendang bola
di alun-alun desa
tempat-tempat umum almarhum segera

kemudian kita tumbuh bercahaya
putih susu
kesedihan hantu
hidupmu kecelakaan
selamat

garis besar yang telah dihapus
diisi dengan huruf acak
nama kesaksian seolah-olah pernah ada
suaka yang kembali
dewasa dan penuh kesedihan

sebuah kedai pojok
tempat seseorang menoleh ke arahmu
kaligrafi yang tiba-tiba mencuat
nomor yang tertulis di serbet
di negara tempat menyebut namanya
menyebut nama yang sudah tiada

Bandung, 6 Maret 2022

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun