Mama Nadya tinggal terpisah tak jauh dari papanya. Papa Nadya tidak menyukai mama Nadya dan papa Nadya menyukai Nadya dan papa Nadya mengenal Hakim Boris, jadi papa Nadya membayar Hakim Boris untuk memberinya Nadya dan sekarang papa Nadya memiliki Nadya.
Papa Nadya pulang kerja jam lima dore dan Nadya pulang sekolah jam tiga. Jadi ketika dia pulang, dia menonaktifkan alarm keamanan dengan arlojinya, meletakkan ranselnya di kamar tidurnya, mengaktifkan kembali alarm, dan berjalan ke rumah mamanya suapaya dia dan mamanya bisa makan jeruk keprok dan bermain kartu berdua.
Nadya sangat menyukai buku. Dia mencintai buku sejak usia tiga tahun dan mamanya membacakan buku untuknya dan dia tersenyum dan tertawa. Dia tidak bisa membaca buku-buku sendiri sampai dia duduk di kelas dua. Hal Itu membuatnya merasa bodoh dan sedih. Dan sulit bagi murid kelas dua untuk merasa sedih! Dia tidak hanya harus berurusan dengan tidak bisa membaca, tapi juga harus berurusan dengan duduk di kelas dua. Tapi kemudian, pada bulan Maret, dia belajar membaca. Bukan dalam sebulan, bukan dalam sehari, tapi dalam satu jam.
Sesuatu terjadi dan tiba-tiba dia bisa membaca lebih baik dari gurunya. Tidak ada yang bisa menjelaskannya, terutama Nadya. Ketika Nadya memberi tahu gurunya, gurunya berkata, "Itu luar biasa sayang, kamu mungkin sangat berguna bagi kami."
"Berguna untuk apa?" Nadya bertanya, tetapi gurunya sudah berjalan kembali ke mejanya.
Ketika Nadya sampai di rumah mamanya, dia bertanya kepada ibunya mengapa gurunya mengatakan hal seperti itu. Ibu Nadya berkata, "Oh, maksudku saat kamu bermain di Lomba Cerdas Cermat antar sekolah tahun depan, kamu akan melakukannya dengan sangat baik."
"Oh, Oke," kata Nadya, dan kembali memakan jeruk keproknya.
Ketika Nadya sampai di rumah, dia menanyakan pertanyaan yang sama kepada papanya. Papanya berkata, "Oh, Papa yakin yang dimaksudkan gurumu kamu akan luar biasa ketika mengikuti perlombaan membaca puisi melawan semua penyair dalam beberapa tahun nanti. Apa lagi yang dia maksudkan selain itu?"
Nadya tidak tahu apa lagi maksud gurunya, tetapi dia tahu ketika dua orang, terutama dua orang tua, memiliki jawaban yang berbeda untuk pertanyaan yang sama, mereka biasanya berbohong. Dan papa dan mamanya mungkin berbohong.
Satu hal yang mama dan papa Nadya pernah setujui tapi tak pernah menyebutkan, tidak sekali pun, perang yang saat ini berlangsung merupakan akibat dari pertengkaran antar saudara lima generasi sebelumnya.
Bandung, 6 Maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H