Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nadya Bertanya tentang Perang Meski Dia Tak Tahu Bahwa Dia Bertanya tentang Perang

6 Maret 2022   15:45 Diperbarui: 6 Maret 2022   15:46 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
arteecornicigallery.it

Mama Nadya tinggal terpisah tak jauh dari papanya. Papa Nadya tidak menyukai mama Nadya dan papa Nadya menyukai Nadya dan papa Nadya mengenal Hakim Boris, jadi papa Nadya membayar Hakim Boris untuk memberinya Nadya dan sekarang papa Nadya memiliki Nadya.

Papa Nadya pulang kerja jam lima dore dan Nadya pulang sekolah jam tiga. Jadi ketika dia pulang, dia menonaktifkan alarm keamanan dengan arlojinya, meletakkan ranselnya di kamar tidurnya, mengaktifkan kembali alarm, dan berjalan ke rumah mamanya suapaya dia dan mamanya bisa makan jeruk keprok dan bermain kartu berdua.

Nadya sangat menyukai buku. Dia mencintai buku sejak usia tiga tahun dan mamanya membacakan buku untuknya dan dia tersenyum dan tertawa. Dia tidak bisa membaca buku-buku sendiri sampai dia duduk di kelas dua. Hal Itu membuatnya merasa bodoh dan sedih. Dan sulit bagi murid kelas dua untuk merasa sedih! Dia tidak hanya harus berurusan dengan tidak bisa membaca, tapi juga harus berurusan dengan duduk di kelas dua. Tapi kemudian, pada bulan Maret, dia belajar membaca. Bukan dalam sebulan, bukan dalam sehari, tapi dalam satu jam.

Sesuatu terjadi dan tiba-tiba dia bisa membaca lebih baik dari gurunya. Tidak ada yang bisa menjelaskannya, terutama Nadya. Ketika Nadya memberi tahu gurunya, gurunya berkata, "Itu luar biasa sayang, kamu mungkin sangat berguna bagi kami."

"Berguna untuk apa?" Nadya bertanya, tetapi gurunya sudah berjalan kembali ke mejanya.

Ketika Nadya sampai di rumah mamanya, dia bertanya kepada ibunya mengapa gurunya mengatakan hal seperti itu. Ibu Nadya berkata, "Oh, maksudku saat kamu bermain di Lomba Cerdas Cermat antar sekolah tahun depan, kamu akan melakukannya dengan sangat baik."

"Oh, Oke," kata Nadya, dan kembali memakan jeruk keproknya.

Ketika Nadya sampai di rumah, dia menanyakan pertanyaan yang sama kepada papanya. Papanya berkata, "Oh, Papa yakin yang dimaksudkan gurumu kamu akan luar biasa ketika mengikuti perlombaan membaca puisi melawan semua penyair dalam beberapa tahun nanti. Apa lagi yang dia maksudkan selain itu?"

Nadya tidak tahu apa lagi maksud gurunya, tetapi dia tahu ketika dua orang, terutama dua orang tua, memiliki jawaban yang berbeda untuk pertanyaan yang sama, mereka biasanya berbohong. Dan papa dan mamanya mungkin berbohong.

Satu hal yang mama dan papa Nadya pernah setujui tapi tak pernah menyebutkan, tidak sekali pun, perang yang saat ini berlangsung merupakan akibat dari pertengkaran antar saudara lima generasi sebelumnya.

Bandung, 6 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun