Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

CMP 47: Indila dan Kucingnya

6 Maret 2022   07:00 Diperbarui: 6 Maret 2022   07:03 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tidak akan merindukannya. Bahkan, sekarang aku memikirkannya. Aku bisa hidup bahagia tanpa Indila bergema berkeliaran di selasar rumah bergaya Neo Renaisans, mengenakan tidak lebih dari kemeja lengan panjang garis-garis hijau pucat di atas dasar putih, dengan bukit kembarnya yang kecil dan kaku menonjol di balik kain katun seperti dua buah apel. Sesering mungkin dia bersenandung tanpa nada, mengerutkan kening, mondar-mandir, terkadang bergumam pada dirinya sendiri atau untuk 'Hiwal'.

Aku bahkan tidak yakin bagaimana kami bisa bersama.

Aku bertemu dengannya di suatu tempat, kafe atau resepsi perkawinan. Ingatan kabur tentang itu.

Wajahnya ramping dan mulus, dengan bibir penuh, gigi putih rapi dan mata bundar kelabu tua, dibingkai oleh 'v' terbalik dari ikal ketat di rambut berwarna burgundi jatuh mengalir ke bahunya.

Dia tidak terlalu cantik tetapi menarik, jika Anda tahu apa yang kumaksud.

"Halo, aku Indila, kamu siapa?"

"Mahiwal,  orang-orang memanggilku Hiwal."

Dia duduk di hadapanku, membanting segelas besar koktail berwarna lemon di atas meja di antara kami, menumpahkan beberapa tetes isinya ke taplak meja. Dia terkikik. "Ups! Kebetulan, kucingku namanya juga Hiwal!"

"Kenapa kamu memanggilnya Hiwal?"

"Bukan aku yang ngasih nama. Dia sendiri yang bilang itu namanya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun