Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Antara Cikarang dan Ancol

5 Maret 2022   17:00 Diperbarui: 5 Maret 2022   17:12 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamu baru saja diwisuda, menunggu jawaban dari puluhan surat lamaran yang kamu kirim. Kamu masih terhanyut dalam aura 'fresh graduate'.

Beberapa minggu kemudian, kamu hangout dengan teman-temanmu dan bertemu dengan cowok itu. Sesuku dan sekeyakinan denganmu, dan yang terpenting dia terlihat seperti tipe cowok idamanmu. Maksudmu, siapa sih, yang tak suka cowok ganteng, lucu, humoris, dan macho?

Dia mengajakmu untuk kencan makan malam minggu depan dan kamu setuju. Dia mengatakan kepadamu untuk memilih salah satu tempat favoritmu, tapi kamu memang suka telat mikir, maka kamu bilang dia harus memberikan kejutan, dan dia berjanji untuk melakukannya. Ucok benar-benar siap untuk membuatmu terkejut, karena dia memilih restoran seafood yang sangat terkenal di Ancol.

Kamis sebelum kencan, dia mengirimimu lokasinya. Alih-alih mengatakan, "Ah, gue tinggal di Cikarang, meet me at halfway aja, gimana?" kamu menjawab, "Wow, keren, tuh!"

Terbawa 'mood'-mu, dia memberi tahu tentang ulasan bagus yang dia dapatkan dari internet, dan seberapa yakin dia bahwa dia telah membuat keputusan terbaik.

Setelah percakapan itu, kamu mulai berpikir tentang cara mengangkut dirimu dari CIkarang ke Ancol dengan Grabcar tanpa kode promo. Tapi setelah beberapa jam berpikir, kamu memutuskan untuk naik ojek dari rumah ke Kawasan Industri, naik angkot turun di Warung Bangkok, lalu masuk stasiun Bekasi. Dari sana naik CL ke Stasiun Kota, sambung Grabcar ke Ancol.

Ide bagus! Katamu pada diri sendiri. Kamu tidak tahu bahwa di dunia nyata, jarak tak sedekat yang digaris di Google Maps.

Hari itu tiba dan kamu berada di atas angkot K32. Kamu berharap untuk duduk di depan samping supir, tapi harapanmu pupus ketika seorang lelaki tua sudah duluan duduk di situ. 10 menit menunggu penumpang lain dan 20 menit perjalanan yang tersendat-sendat ke Warung Bangkok sudah mulai melunturkan skin care dan make up-mu yang harganya sembuilan ratus ribu.

Kamu mengeluarkan tisu untuk menyeka keringat. Dan setelah melakukan itu kamu sadar bahwa beberapa remah putih tisu menempel di wajahmu.

Itu hanyalah awal dari ujianmu.

Sebelum sederet cobaan lainnya.

Kamu duduk di tengah sehingga bisa melihat wajahmu langsung di kaca spion tengah dan tampak seperti hendak menghadiri pesta topeng.

Ibu muda yang duduk di sampingmu menyusui anaknya yang berusia satu tahun di pangkuannya. Bocah itu menarik-narik kepang rambut dan blusmu.

Kamu terus menghindar darinya tetapi ibunya berkata, "Ah, Tyo cuma bercanda, kok."

Kamu tidak menjawab, tetapi sebelum kamu tahu apa yang terjadi, anak ini gumoh dan beberapa droplet ASI tumpah ke bajumu.

Kamu berbalik dan melihat ibunya mengeluarkan handuk kecil untuk menyeka gaunmu.

"Biarin aja," katamu tegas sambil menatap ibu muda itu, sementara penumpang lain berkata kamu harus memaafkan dan melupakannya. Mengapa mereka tidak sekalian nyanyi bareng 'Let It Go'?

Begitu sampai di Warung Bangkok, kamu memutuskan untuk naik Grabcar dengan segala konsekuensinya. Saat itulah kamu menyadari bahwa tumit sepatumu goyah.

Pada titik ini, kamu ingin membatalkan kencanmu, tetapi setelah dipikir-pikir lagi, kamu memutuskan the show must go on. Percuma menderita sejauh ini hanya untuk menyerah di tengah jalan!

Seolah itu tidak cukup memalukan, ketika kamu berjalan mencari tempat yang layak untuk berdiri menunggu jemputanmu, seorang pedagang kakilima sesuku memandangmu dan berkata, "Kasihan kali kau, Bang. Gitar kotak sabunmu ketinggalan di mana?"

Woooi, aku cewek beneran, bodat! Kamu mengomel dalam hati.

Kamu tak mengacuhkannya dan bergeser menjauh darinya.

Beberapa menit kemudian Grabcar-mu datang. Kamu berjalan tepat sebelum orang lain memperhatikan bahwa make up-mu meleleh ke mana-mana. Kamu menyalakan kanera swafoto di ponsel dan melihat wajah kuntilanak menatap balik.

Kamu tidak boleh menangis.

"Aku akan menulis bad review dan testimoni jelek untuk Jaeju Makeover Cosmetic," katamu pada diri sendiri. Lalu dengan lembut dan hati-hati mengeluarkan tisu basah untuk membersihkan wajahmu.

Bandung, 5 Maret 2022

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun