Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Pencuri Mimpi

5 Maret 2022   07:44 Diperbarui: 13 Maret 2022   07:23 1460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Stockadobe/

Bagaimana berpindah antardimensi adalah sesuatu yang telah diajarkan kakeknya, sebuah rahasia yang dijaga ketat. Dia datang dari suatu tempat, hanya bisikan tapi tak terlihat dan tak terjangkau.

Pada tengah malam, ketika bulan melontarkan bayangan bagai batu nisan besar di seberang jalan, dia akan berjalan, mencari aroma yang dia inginkan. Wajahnya kurus dan pucat, bibirnya tipis dan merah, dan matanya hitam seperti tak terhingga. Dia mengenakan topi tinggi dan jubah, keduanya bahkan lebih hitam dari matanya.

Malam ini hidungnya berkedut karena kegembiraan. Anak-anak! Dia melewati pagar kotak tinggi ke taman yang rapi, karena dia tidak memiliki substansi fisik. Seorang kurcaci berdiri dengan pancing di kolam kecil dan dia tersenyum, terpaksa mengakui kesenangan pada kebodohannya.

Seekor kucing di halaman berjongkok dan mendesis, merasakan kehadirannya. Dia melewati dinding rumah, merasakan kehangatan dan kenyamanannya, dan menaiki tangga. Baunya hampir menyengat sekarang dan otomatis memilih kamar yang tepat. Ah, di sana mereka berbaring! Dua malaikat kecil di tempat tidur mereka, laki-laki dan perempuan. Masih sangat muda, mungkin enam atau tujuh. Sempurna!

Dia menunjukkan kehadiran fisik yang cukup untuk meletakkan jari-jari kurusnya yang panjang di pipi mereka yang lembut dan hangat. Dia menunggu.

***

Akhirnya! Bola mata anak-anak itu bergerak cepat di balik kelopak mata mereka yang tertutup saat memasuki dunia mimpi dan dia menyelaraskan pikirannya dengan mereka. Oh, sungguh menakjubkan!

Anak-anak mengenakan baju warna-warna cerah naik komidi putar. Kemudian duduk meniup lilin di atas kue ulang tahun yang sangat besar dan memekik kegirangan. Di sekolah mereka menertawakan seorang guru yang berpakaian badut dengan rambut oranye dan celana ketat bergaris hitam-putih. Mereka terbang di udara, membubung tinggi di atas kuda sembrani, melambaikan tongkat sihir, membaca mantra Harry Potter...

***

Selama berjam-jam dia duduk, menyerap mimpi mereka, sampai sinar matahari fajar menyusup dari balik tirai. Kemudian dengan beberapa gerakan aneh dan mengucapkan kata-kata yang sulit untuk diucapkan, dia kembali ke dunianya sendiri. Dunia di mana tidak ada yang bermimpi, tidak ada yang memiliki imajinasi, atau aspirasi atau keinginan. Cerita-cerita, sebagaimana adanya, hanya diceritakan berdasarkan fakta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun