Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Waktu untuk Mendendam

24 Februari 2022   08:00 Diperbarui: 24 Februari 2022   08:01 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang akan kamu lakukan dengan mesin waktu? Kalaharu tahu jawabannya.

Marini adalah satu-satunya cinta dalam hidupnya. Manis,  cantik, dan penuh perhatian. Tapi ketika semua dedikasinya saat larut malam di lab untuk menyempurnakan gawai itu memakan korban.

Pada hari terakhirnya bekerja dia pulang lebih awal. Sebenarnya, dia bekerja sepanjang malam dan sampai keesokan harinya tanpa menelepon untuk memberi tahu dia, tapi dia sangat yakin. Dan dia benar, akhirnya berhasil. Jadi dia kembali ke masa lalu dan pulang lebih awal untuk mengejutkannya.

Mengejutkan mereka. Mengejutkan dirinya.

Marini dan sahabatnya, Syauki. Istrinya dengan sahabat suaminya.

Gawai itu sederhana, kecil saja. Pas di ikat pinggangnya. Dia hanya perlu meraih dan membawanya apapun yang dia pegang, di mana pun dan kapan pun dia mau.

Dia meninggalkan Syauki di suatu tempat di akhir periode Jura, Marini di dataran sunyi awal periode Kambrium.

Gawai itu membuatnya kaya. Ketenaran, kehidupan yang lebih baik, rumah yang lebih besar, dan wanita-wanita yang memujanya. Dan juga membuatnya mudah untuk membuat bukti palsu yang menunjukkan bahwa Marini kabur dengan Syauki. Tapi selalu ada malam larut dalam minuman yang seharusnya membuat dia lebih baik.

Pria lain akan mengirim pesan kebencian kepada mantan. Kalaharu kembali padanya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun