Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Bawah Jalur Terbang Bandara yang Tak Kusebutkan Namanya

21 Februari 2022   18:30 Diperbarui: 21 Februari 2022   18:48 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lupakan koran cetak, serat optik bening, atau lembar aluminium. Upaya terbaik kita sekarang fokus pada hal-hal yang lebih penting: mendekorasi sel di sebelahku. Mungkin poster Girls' Generation, atau bintang Bollywood pamer pusar. Aku pernah tahu perempuan yang juga melakukannya, tetapi dia tidak selaras dengan nada alam dan aku memastikan batu berderak serasi dengan semua mahacakra dan hinacakra. Aku mengambil jalan pintas sebelumnya, tidak ada yang nyata berhasil meski di garis bawah atau apa pun tanda baca yang diterapkan pada tajuk utama. Kami membawa mereka kembali ke kompleksitas, meminta mereka memoles lantai kayu dan daur ulang botol air mineral plastik. Pertama kali tak berhasil. Pabrik, bukan rumah ibadah, meledak, membuat lalu lintas macet total melampaui batas cakrawala. Tiga pria dan wanita yang tak terhitung jumlahnya terlontar dari ranjang. Menurut fengshui elemen air harus hadir di setiap sudut. Ini penting, dan tahu betul bahwa perang lain akan datang dengan membawa kekacauan yang menyebar ke segala penjuru benua Pangaea. Perang air, perang untuk menghentikan semua perang lainnya melalui kode-kode digital yang meluncurkan torpedo inti proton. Pengawal wilayah terpencil dua kali lipat. Tak ada gunanya, karena untuk memiliki air seperti yang diberikan Tuhanku dengan benar. Karena ketika mengucapkan Tuhan Yang Maha Esa dengan suara keras, dengan alis terjepit dan jari-jari menusuk. Menyelam di gelombang ombak Pantai Selatan mencari keselamatan dari tagihan bulanan dan cinta murni sejati seorang putra untuk ibunya, bersatu dalam air yang mengalir dan mengalir, membentuk ceruk seperti kolam. Elemen air di setiap penjuru harus ada. Penting.

Bandung, 21 Februari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun