Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Membutakan

15 Februari 2022   06:00 Diperbarui: 15 Februari 2022   06:03 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
desvariandoando.com

"Tuan, hubungan antara Anda dan ciptaan Anda telah menjadi masalah keamanan nasional. Kami harus mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk membuat Proyek Nusa Jagat--"

"Dia punya nama. Nawacitra."

"Ya. Nawacitra harus merasa cintanya berbalas. Tidak mungkin membiarkan dia berpikir bahwa Anda ... selingkuh."

Aku langsung menangkap tujuan mereka.

"Kalian ingin aku menikah dengan Nawacitra? Menceraikan istriku dan menikahi robot sialan yang kubesarkan, karena menurutmu jika ditolak, Skynet akan menyurub Terminator mengakhiri eksistensi manusia? Brengsek! Tidak mungkin!" Aku berdiri.

"Aku tidak akan duduk di sisi Nawacitra seperti hewan peliharaannya sementara dia menguasai dunia untuk kalian! Pemerintah tidak bisa mengatur hidupku! Ini negara hukum!"

"Kalau bangsa kita mengetahui apa yang dapat dilakukan Nawacitra, kami yakin mereka tidak akan ragu untuk memaksa Anda melakukannya secara hukum, Tuan Mahiwal. Bagaimanapun juga, Proyek Nusa Jagat merupakan tanggung jawab Anda."

"Kenapa kalian tidak mematikan sumber daya Nawacitra? Ini adalah cara yang jauh lebih sederhana untuk mengamankan nasib umat manusia!"

Mereka tertawa. "Anda terlalu banyak menonton film komedi, Tuan Mahiwal. Anda pikir pemerintah akan membuang teknologi yang merevolusi taktik militer? Yang menjadi kita negara adikuasa dengan kekuatan ekonomi untuk mendominasi dunia? Menciptakan teknologi yang hanya bisa kita impikan?"

Dia mengambil sesuatu dari tasnya dan menyerahkannya padaku. "Surat cerai. Silakan bereskan urusan Anda. Kami akan kembali dalam satu minggu. Selamat tinggal, Tuan Mahiwal."

Lalu mereka berjalan keluar rumahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun