Kami adalah penampil ventriloquist terbaik yang pernah ada, dan kami akan selalu seperti itu.
Awalnya memang sulit. Kami masuk ke dunia hiburan ketika aksi suara perut di ujung senja. Orang-orang mengira aksi kami sudah kedaluwarsa, sama seperti pemain sulap dan pantomim. Komedian stand-up yang merajai pentas, CGI menguasai layar, dan tidak ada yang ingin menonton seorang pria muda dengan boneka berbicara.
Tapi Kodo dan aku membalikkan keadaan. Kami berhenti melawan teknologi baru, dan malah memeluknya. Selalu ada elemen sihir mekanik di boneka sulap suara perut dengan tali, tuas, dan pegas di dalamnya untuk menggerakkan bibir dan mata. Kami membawanya ke tingkat berikutnya.
Sulit bagiku ketika Kodo mendapatkan peningkatan pertamanya, karena begitu banyak dari dia yang berubah. Mulutnya yang pertama pergi, tetapi penggantinya jauh lebih ekspresif. Dia kehilangan cibiran khasnya, dan kami sempat khawatir untuk sementara waktu, tapi aku berlatih keras dengan bibirnya---sekarang tanpa kawat, semua dikendalikan dengan sarung tangan data di dalamnya---dan dia segera mengembangkan twist terkenal dari mulutnya yang berarti, "Mengapa aku menjadi mitra si idiot ini?"
Mata Kodo adalah bagian pertama yang dia pelajari untuk bergerak sendiri. Perangkat lunak awal hanya memberinya kedipan yang realistis, tetapi segera diperbarui untuk membuat pandangannya melacak objek tanpa bantuanku. Aku takkan pernah melupakan saat pertama kali dia memutar matanya pada salah satu lelucon bodohku.
Kami menceburkan diri ke dalam perubahan itu. Kayu yang dipoles di wajahnya berubah menjadi kulit yang realistis, dengan otot sintetis untuk menarik wajahnya ke sana kemari.Â
Dia bisa menjadi manusia yang menakutkan atau boneka kosong yang lucu. Itu menjadi terlalu rumit untuk kukendalikan dengan sarung tangan, jadi kami memperbarui perangkat lunaknya, membuat wajahnya bergerak lebih mandiri.
Kemudian menyusun tangan dan tungkainya, lengan dan kakinya. Sepotong demi sepotong kami mengubahnya dari boneka menjadi android. Kodo menyukainya. Dia selalu menantikan bagian tubuh berikutnya yang bisa dia kendalikan.
Dan penonton kami juga menyukainya. Kami tampil dari klub kecil ke stadion sepak bola. Saluran YouTube kami membuat kami menjadi crazy rich. Kami punya acara TV sendiri di jam tayang utama.
Tapi ketenaran hanya bertahan jika punya gimmick, dan kami tahu mereka akan bosan dengan kesempurnaan robot Kodo dan permainan kata-kataku yang mengerikan. Kejeniusan kami datang saat kami bertukar tempat. Kami mengubah aksi agar terlihat seperti Kodo yang menjalankanku.