Tetapi Wida tahu bahwa tidur anjing itu tak nyenyak dan mudah terganggu. Hanya butuh sedikit gangguan. Suara pengantar paket menaiki tangga ke teras, truk yang berisik dari jarak dua ratus meter dengung samar suara kulkas dua pintu yang dibuka dua kamar jauhnya sudah membuat anjingnya melompat dan terjaga dari tidurnya. Dan apakah kaki yang berkedut, bunyi merintih, suara tercekik yang kadang-kadang dilakukannya saat sedang tidur? Jika itu cara anjing bermimpi, siapa yang mau bermimpi seperti itu?
Tidak. Menurut pendapatnya, kucinglah yang menemukan cara tidur terbaik, dan Wida cukup yakin, berdasarkan penelitiannya yang bertahun-tahun, bahwa jika kucing itu bermimpi, itu adalah hal-hal yang menyenangkan, seperti ilalang panjang di padang rumput. Matahari bersinar hangat, tikus gemuk dan lamban di bawah langit biru dan awan putih, tempat kehidupan bergerak dengan kecepatan rendah dan tidak pernah menyulitkan.
Ada satu hal yang Wida yakini. Kucingnya tidak pernah berguling-guling di tempat tidur di malam hari, tetap terjaga mengkhawatirkan semua hal yang harus dilakukannya besok: tentang janji dengan dokter anak, tentang suara bising mesin mobil yang aneh akhir-akhir ini, tentang semua tagihan yang harus dibayar.
Kucingnya tidak membutuhkan pil tidur, dan sejauh yang dia tahu, kucingnya tidak pernah meneteskan air liur di atas bantalnya, dan dia tidak pernah mendengarnya mendengkur. Tidak sekali pun.
Ya, kucingnya memang sedang tidur, maka Wida terus mempelajarinya, mencoba mempelajari triknya, dan setiap malam dia mencoba meringkuk menjadi bulat telur yang sempurna, dan berharap dia memiliki ekor, sehingga dia bisa menggulungnya disaat dia tertidur.
Bandung, 25 Januari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H