Kemarin, sekretaris pribadi saya yang baru, muncul di hari pertamanya bekerja dengan saya.
Kami saling dipasangkan satu sama lain oleh Personalia. Sebelumnya, dia bekerja di lantai yang berbeda. Dia bilang namanya Rani.
Saya memperkenalkan diri.
 "Ya, Pak Mohiwal, saya tahu," katanya. Masalahnya, dia memanggil saya 'Mohiwal', bukan 'Mahiwal'. Saya benci itu, dan saya mengoreksinya.
"Oh, maaf, Pak Mohiwal. Saya tidak akan mengulanginya lagi."
Selama lima menit berikutnya, dia memanggil saya 'Pak Mohiwal' tujuh kali.
 "Rani," kata saya akhirnya, "tolong lakukan dengan benar. Nama saya berima dengan 'maha hal ikhwal', bukan dengan 'monyet monyong memohon.'"
 "Oh," katanya, "maaf, Pak Mohiwal."
 Dia terus salah menyebut saya sebagai 'Pak Mohiwal' selama dua jam, tetapi sebagai manajer yang baik, saya tidak mencekik leher karyawan karena dia salah sebut nama saya. Tetap saja luar biasa dia masih hidup sampai akhir jam kerja.
 Saat dia beranjak untuk pulang, saya dengan santai bertanya padanya nama lengkapnya.
 "Oh, nama saya Maharani, seperti dalam 'mahar mas kawin.'"
 Saya menunggu sampai dia menutup pintu dan menunggu bunyi denting pintu lift sebelum saya menjerit melepaskan rasa frustasi.
 Tiba-tiba, Rani muncul kembali di pintu, tampak sangat cemas.
 "Pak Mohiwal, saya mendengar Anda berteriak. Apakah Anda baik-baik saja?"
 Saya menelungkup di atas meja dengan kedua tangan menjambak rambut di kepala dan meminta Rani untuk pergi sesegera mungkin.
 Dia bergeming. "Maaf, Pak Mohiwal. Apakah ada yang salah?"
Bandung, 24 Januari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H