Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hapuskanlah Ingatanku

12 Januari 2022   13:51 Diperbarui: 12 Januari 2022   13:59 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Halo. Tuan... Mahiwal? Betul?"

"Ya, benar."

"Bagus, bagus. Kami selalu ingin yakin dengan hal-hal ini."

"Dan Anda..."

"X-1."

"Tuan-"

"Bukan tuan, hanya X-1."

"Oke, X-1."

"Jadi, apa yang ingin Ada hapus hari ini?"

"Yah, ada hubungan dengan-"

"Ah, jangan katakan lagi. Beri nama dan fotonya dan sistem kami akan menghapus seluruh data tentang dia dari sistem ingatan organik Anda."

"Ini masalahnya, apakah harus seluruh memori?"

"Saya tidak mengerti."

"Sebelum kami mulai pacaran, dia adalah teman yang sangat baik. Bahkan setelah kami berpacaran, dia tetap menjadi temanku. Aku berharap akan ada cara untuk menjaga persahabatan. Hilangkan saja bagian romansa."

"Masalahnya, jika Anda ingin menghapus ingatan yang melibatkan seseorang, Anda harus menghapus ingatan itu sepenuhnya. Setiap memori yang berkaitan dengan orang tersebut, bahkan jika itu hanya persahabatan, dapat menimbulkan perasaan romantis, dan itu dapat menggagalkan seluruh proses penghapusan."

"Oh."

"Jika Anda memiliki nama dan fotonya--"

"Tapi dia adalah bagian terbesar dari hidupku. Apakah mungkin momen-momen tertentu menggagalkan proses itu? Seperti, dia membantuku mengatur pesta ulang tahun kedelapan puluh ibuku. Apakah kenangan tentang pesta itu memicu kenangan tentang dia? Dan kami pergi vila di Puncak untuk liburan malam tahun baru setiap tahun. Kalau aku ke sana, tidakkah aku berpikir, Hei... ada sesuatu yang hilang, seseorang hilang, dan dia akan kembali ke otakku?"

"Mengejutkan betapa pikiran bisa mengabaikan ketika ingin melupakan. Mungkin ada perasaan deja vu, tapi tidak ada kenangan."

"Tapi aku tidak ingin melupakan sepenuhnya. Aku hanya ingin melupakan rasa sakit."

"Penyebab rasa sakit-"

"Seperti, dia tidak selalu memperburuk keadaan. Terkadang dia membuatnya lebih baik. Dia membuat ulang tahunku lebih baik, ketika aku tidak harus sendirian. Dia membuat akhir pekan lebih baik, dengan perjalanan menit terakhir kami keliling pulau. Dia membuat menonton TV lebih baik."

"Baik-"

"Masalahnya ada di aku, bukan dia."

"Maka itu mungkin lebih bermanfaat untuk-"

"Aku tidak ingin kenangan tentang dia terhapus semua."

"Sepertinya Anda benar-benar ingin-"

"Aku tidak ingin dia pergi."

"Jadi yang Anda inginkan-"

"Kau tahu? Lupakan saja semuanya."

"Baiklah, sesuai keinginan kamu."

"Apa?"

"Hanya akan terasa seperti digigit semut."

"Tapi-"

"Biayanya dua juta empat ratus enam puluh tujuh ribu, Tuan Mahiwal."

"Siapa?"

Bandung, 12 Januari 2022

Sumber ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun