Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terdampar di Masa Depan

10 Januari 2022   21:28 Diperbarui: 10 Januari 2022   21:39 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita baiknya, mesin waktuku berhasil.

Berita buruknya, hukum alam semesta hanya akan mengizinkannya maju ke masa depan.

Aku tidak tahu apa yang kupikirkan. Kami mengirimkannya ke depan dua menit, dan kemudian tiga menit, dan kemudian sebulan. Semua uji coba menyalakan lampu hijau.

Tidak ada waktu yang berlalu bagiku, tetapi orang-orang di lab melihatku menghilang selama empat minggu. Artinya: sukses.

Ada pembicaraan tentang kontrak pemerintah. Kami belum berani melakukan tes ke masa lalu. Persamaan kausalitas masih sedang dikerjakan.

Aku hanya ingin membuat Ghea terkesan.

Saat itu aku mabuk.

Terlambat sudah.

Aku ingin pergi seratus tahun ke depan, menemukan sesuatu yang menakjubkan, dan membawanya kembali untuknya. Sepertinya hal paling romantis yang pernah dilakukan ilmuwan yang dimabuk cinta sepertiku.

Aku menarik napas dalam-dalam dan melompat masuk dan mengatur posisi waktu dan lokasi. Menekan tombol 'Go'.

Semuanya bekerja dengan sempurna. Aku menatap pintu keluar, mengambil napas dalam-dalam dan menekan pegangannya.

Dengan bunyi mendesis, pintu terbuka. Aku berjalan keluar menuju kegelapan.

Tiba-tiba cahaya lampu sorot menyala menerpa wajahku, suara sirene meraung membuatku berdiri membeku seperti anjing yang ketakutan. Sepertinya aku berdiri di semacam tempat parkir tetapi sulit untuk mengatakannya dengan cahaya yang menyinariku. Aku melindungi mataku dengan tangan terangkat, menyipitkan mata ke dalam kegelapan.

"Pelanggaran Undang-Undang Keselamatan Dimensi Ruang Waktu terdeteksi," terdengar suara menggelegar dari pengeras suara.

"Apa?" aku tergagap. "Namaku Dr. Mahiwal. Aku datang dari tahun 2022. Aku ... aku datang dengan damai."

Saat itu pengaruh sampanye yang kuminum hilang sudah. Aku ketakutan, padahal aku belum pernah takut sebelumnya.

Terhuyung-huyung aku membungkuk dan memuntahkan isi perutku ke trotoar.

***

Itu enam bulan yang lalu.

Ternyata mereka sudah menungguku. Detektor perubahan waktu telah dipasang untuk menangkap penjelajah waktu liar sepertiku, seperti pukat nelayan menjerat ikan.

Aku adalah orang keempat puluh dua yang mereka tangkap sejauh ini, tetapi aku adalah seorang selebriti, mengingat aku penemu mesin waktu yang pertama.

Sayangnya, itu berarti mereka harus memberi tahu kepadaku kabar buruk yang sudah diketahui oleh setiap penjelajah waktu setelah aku. Mesin waktu adalah tiket sekali jalan. Tidak ada yang bisa kembali pulang.

Mereka bilang mereka akan segera mengeluarkanku dari sel tahanan.

Ada konseling kelompok sesama penjelajah waktu agar tidak mengalami time shock, untuk membantuku menyesuaikan diri dengan masyarakat masa depan yang aku menjadi bagiannya kini.

Bandung, 10 Januari 2022

Sumber ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun