Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Begal Misterius (Serial Saraswati: Pakar Paranormal)

9 Januari 2022   17:40 Diperbarui: 9 Januari 2022   18:02 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau begitu, Anda harus terus mencari, Detektif Sanjo. Anda mungkin telah belajar sedikit tentang saya, tetapi itu tidak berarti saya akan memberikan sisanya."

Mereka memasuki area observasi melihat ke dalam ruang interogasi. Di dalam, seorang pemuda kurus duduk di meja kosong. Jari-jarinya terjalin satu sama lain dalam simpul yang rapat. Tumitnya memantul di lantai. Lubang hidungnya melebar. Matanya melesat dari dinding ke dinding bagai hewan yang terperangkap.

Sanjo berbicara pelan. "Dua minggu lalu, seorang mahasiswi di kampus dibegal di luar asrama."

"Saya ingat pernah mendengar tentang itu," kata Saras. "Penyerangnya menggigit dan mencakarnya sebelum kabur dengan dompetnya."

Sanjo mengangguk. "Dia sembuh secara fisik, tetapi kami tidak dapat menangkap penyerangnya. Dia mengatakan terlalu gelap baginya untuk melihat detail identitas, atau bahkan menentukan spesies penyerangnya. Namun, kemarin, kami mendapat ping dari ponselnya, dan melacaknya ke Gala." Dia mengangguk ke kaca satu arah. "Dia punya ponsel, dompet, semuanya."

Saras mengamati pemuda yang gugup itu. "Biar saya tebak. Dia mengaku menemukan dompet itu ditinggalkan di suatu tempat."

"Ya."

Di ruang interogasi, Gala bangkit dari kursinya dan mulai berjalan mondar-mandir. Dia mengusap tengkuknya. Ketika membuka telapak tangan, beberapa helai bulu tumbuh di lehernya.

"Apa dan siapa dia?" tanya Saras.

Alis Sanjo naik. "Kamu tidak tahu?"

"Banyak dari kita memiliki bulu, Detektif. Memperkecil kemungkinan, tapi tetap masih kurang cukup."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun