Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jadwal Acara Televisi

30 Agustus 2021   22:12 Diperbarui: 30 Agustus 2021   22:20 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir setiap tahun, mereka mengundang tetangga. Shelomita membuat camilan, mereka membuat pestanya. Itu adalah tradisi, untuk bernyanyi dengan suara keras!

Tapi tahun ini, ketika Dono menyela acara sinetron pada hari Minggu untuk bertanya tentang Grand Final Bintang Dangdut, dia mendapat tatapan setajam arit dari Shelomita yang membuatnya merinding ketakutan.

Dia bukanlah perempuan seranjang seselimut yang dikenalnya selama bertahun-tahun. Dia adalah seorang fanatik ceking bermata cekung.

"Bintang Dangdut?" serunya. "Bintang Dangdut? Bagaimana Mas bisa berpikir bahwa penampilan mengerikan berlebihan dari orang-orang yang ingin terkenal menjual suara ketika jiwa-jiwa malang ini---sambil melambaikan tangan ke TV--- mempertaruhkan semua yang mereka miliki, bahkan hidup mereka, semua untuk hal sederhana untuk mengatakan apa yang mereka inginkan, ketika mereka ingin ... Ya, Tuhan, aku pikir Mas adalah lelaki yang lebih baik dari itu!"

Dono mundur dan pergi ke gudang di mana dia bisa berpikir. Apa yang merasuki perempuan ini? Dia berbicara seperti salah satu orang gila yang dia lihat di emperan koperasi unit desa, meminta tanda tangan untuk petisi tentang kebakaran hutan, dan hal-hal lain.

Seluruh kekacauan 'Dunia Aldo dan Adenna' bukan salahnya. Mengapa mereka tidak membela diri mereka sendiri seperti yang dilakukan nenek moyang kita saat melawan penjajah? Mengambil kesempatan dan menjilat siapa pun yang berwenang untuk sukses jika itu mampu menyelesaikan masalah besar?

Sial. Dia selalu berpikir bahwa Shelomita menyukai ajang Festival Bintang Dangdut.

Dono duduk di meja kerjanya di gudang, berpikir, lalu membuat rencana.

Pada hari Senin pagi, dia pergi ke toko elektronik di kota tepat ketika mereka baru membuka pintu, dan membawa pulang TV layar datar baru untuk kamar tidur.

Tidak bisa diceritakan bagaimana sambutan istrinya. Shelomita memeluknya kuat-kuat begitu TV baru itu menyala, memindahkannya ke saluran yang menayangkan sinetron sialan itu dan menjatuhkan dirinya ke atas kasur.

Keseimbangan dipulihkan. Dono sekali lagi memiliki kendali atas ruang keluarga dan TV di depan sofanya yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun