Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Debat Televisi

26 Juli 2021   19:52 Diperbarui: 27 Juli 2021   19:52 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertemuan mereka akan dicatat dalam sejarah sebagai pertempuran epik di bidangnya masing-masing.

Komentator Media dan Pakar Filsafat Sejarah.

Komentator telah terasah keterampilannya melalui puluhan ribuan jam mewawancarai segala macam pakar dan selebriti serta politisi yang tak terhitung jumlahnya. Dia bangga dengan riset dilakukannya yang teliti. Dia selalu tahu lebih banyak tentang subjeknya daripada yang mereka sendiri. Dia menikmati saat-saat ketika subjek menjadi mangsanya, tertangkap basah oleh penyelidikannya yang cerdik.

Pakar Filsafat Sejarah, pada sisinya, yakin akan pengetahuannya yang mendalam tentang subjek yang akan mereka debatkan. Selama beberapa dekade, dia telah mempelajari dan menganalisis setiap sudut, mendapatkan akses ke dokumen, situs dan artefak yang belum pernah dilihat orang lain di dunia, dan selalu berhasil menghancurkan siapa pun yang meragukan keahliannya. Apakah dia mahasiswa yang kurang ajar atau doktor terkenal di dunia.

Dan kini kedua legenda ini duduk berseberangan di studio TV yang gelap. Mereka telah saling bertukar ejekan melalui wawancara surat kabar dan artikel jurnal selama bertahun-tahun, sekarang saatnya untuk bertarung head-to-head.

Pengarah panggung memberi isyarat kepada Sang Komentator. Acara debat disiarkan langsung di jaringan televisi nasional, prime-time.

Komentator meluncurkan serangan pertamanya tanpa tedeng aling-aling, membidik apa yang dia anggap sebagai kelemahan terbesar dalam pandangan Pakar Filsafat Sejarah.

Pakar Filsafat Sejarah menyerang balik dengan mudah, menunjukkan cacat logika argumen sang Komentator.

Mereka saling menyerang dengan keahlian verbal, masing-masing mengerahkan semua keterampilan yang dimiliki untuk mengalahkan lawannya. Sungguh talk show yang memukau.

Pemirsa di rumah terpaku di depan televisi mereka, duduk menonton pertempuran para dewa.

Tidak ada yang dapat memprediksi ikon budaya mana yang pada akhirnya akan keluar sebagai menang.

Lalu sesuatu terjadi. Ada yang berubah dalam nada suara mereka berdua, semacam keragu-raguan, ketidakpastian.

Kedua orang yang berpendidikan dan berpendirian teguh ini menemukan, dengan skeptisme dan apatisme awal mereka, bahwa mereka telah mencapai sebuah kesamaan.

Ketika isu-isu diungkap, ketika emosi diperas habis, ketika fakta-fakta dirinci secara terbuka, ternyata sebenarnya mereka saling setuju satu sama lain. Percakapan mereka berubah canggung meski tak sulit untuk menangkap perubahan atmosfer dari pertempuran ke kolaborasi.

Selama pertunjukan, dunia menyaksikan dua musuh bebuyutan menjadi teman, bahkan mitra, untuk mempromosikan kebaikan yang lebih besar, untuk memajukan umat manusia dan mengatasi perbedaan kecil yang awalnya dianggap buruk.

Di akhir pertunjukan, mereka terhenyak di kursi, lelah tapi gembira, kagum dengan hasil yang tak terduga.

Di ruang kontrol studio, produser acara meremas-remas tangannya penuh semangat. Dia tahu peringkat acara akan meroket.

Dia akan mendapatkan penganugerahan acara televisi terbaik tahun ini.

Bandung, 26 Juli 2021

Sumber ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun