Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rencana Perjalanan

23 Juli 2021   19:05 Diperbarui: 23 Juli 2021   20:04 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.ytravelblog.com

Mahiwal suka bepergian, tidak ada keraguan sama sekali tentang hal itu.

Tetapi dia juga suka merencanakan perjalanan.

Begitu dia menentukan tujuan, dia akan terobsesi dengan setiap detail perjalanannya. Dia akan mulai dengan kunjungan ke toko buku dan kembali ke rumah dengan tas penuh nuku panduan perjalanan dan peta yang akan dia sebarkan di meja ruang makan, dan dia akan mulai merencanakan detail petualangannya yang akan datang. Dia mengidolakan travel writer seperti HOK Tanzil dan Adinegoro. Menonton Nat Geo dan Lonely Planet. Juga si Bolang.

Laptop tuanya selalu dalam kondisi menyala di meja ruang makan untuk melengkapi penelitiannya dengan internet, menelusuri hasil pencarian Google dengan gigih, memeriksa review di tripadvisor, bahkan mengklik iklan komersial yang terang-terangan menawarkan diskon yang terkesan terlalu terang-terangan.

Begitu dia selesai merencanakan perjalanan dalam pikirannya, dia mulai membuat reservasi secara online, terkadang melalui telepon, membuat lingkaran di kalender yang menunjukkan reservasi penginapan dan makan yang nantinya akan dia bawa bersamanya, mencetak nomor konfirmasi dan petunjuk arah, juga kuitansi tiket untuk museum dan tiket atraksi wisata lainnya, lalu menata semua karyanya ke dalam folder berlabel yang akan menemaninya dalam perjalanan.

Saat tanggal perjalanan semakin dekat, dia mulai berkemas, yang bisa menghabiskan waktu hingga seminggu. Dia menyusun pakaian khusus dalam koper yang hanya dia kenakan saat bepergian: kemeja dan celana yang semuanya cocok san saling melengkapi sehingga dia dapat membuat banyak kombinasi, tidak pernah terlihat memakai pakaian yang sama di mana pun dan kapan pun selama dalam perjalanan.

Pakaian dalam dan kaus kaki yang dia miliki bisa dicuci di wastafel kamar hotelnya di malam hari dan langsung kering keesokan paginya. Dia menyiapkan sejumlah kantong plastik bening untuk membawa perlengkapan mandi-dengan berbagai ukuran berdasarkan lama perjalanan, tentu saja- dan aksesori lainnya.

Semua ini dikemas dengan cara tertentu di dalam koper untuk meminimalkan ruang kosong dan memaksimalkan kemudahan mengakses.

Dia memastikan bahwa kameranya telah dibersihkan dari jamur dan baterenya terisi penuh. Bahwa dia memiliki banyak ruang di kartu data kamera.

Dokumentasi perjalanannya akan menjadi lencana kehormatannya ketika kembali ke rumah, terutama saat dia mendapatkan rasa hormat dan kecemburuan dari teman-teman dan keluarganya ketika dia menghibur mereka dengan tayangan slide yang dibuat dan dinarasikan dengan keahlian seorang profesional.

Dia juga telah mengatur agar sebelum kepulangannya tagihan listrik, air dan internet sudah dibayar, rumput pekarangan dipotong, kucingnya diberi makan selama dia tidak ada, dan sebelum kehebohan berakhir, mengkonfirmasi ulang semua pemesanannya. Tidak boleh ada kejutan.

Akhirnya, hari besar akan tiba dan dia akan pergi, ke sudut pulau atau negara atau benua atau dunia, dan, dia akan bersenang-senang. Dia benar-benar akan melakukannya sesuai dengan rencana.

Hari-hari akan berlalu, dan tentu saja, tidak selalu berjalan dengan sempurna. Selalu ada beberapa gangguan, tetapi dia memiliki rencana darurat, dan dia telah belajar untuk berpikir, meskipun itu selalu membuatnya kesal. Sungguh memalukan bahwa orang-orang di tempat-tempat indah itu sering tidak menghargai betapa dia menantikan perjalanannya, tidak mengerti betapa hati-hati dia telah merencanakan segalanya, dan betapa seriusnya dia mempelajarinya, dan betapa gangguan sekecil apa pun membuatnya kecewa.

Apalagi, kadang-kadang negeri yang jauh ternyata tidak begitu berbeda dari tempat tinggalnya sendiri. Manusia tetaplah manusia. Menetap dan bekerja, tertawa dan menangis, mencintai dan membenci. Mungkin dalam bahasa atau dialek yang berbeda, tapi sebenarnya mereka adalah sama di mana-mana.

Dalam perjalanan pulang, di benaknya dan tanpa sepenuhnya menyadarinya, Mahiwal sering kali merasa sedikit kecewa.

Kembali ke meja makannya, dia mulai merencanakan perjalanan berikutnya, kadang-kadang terpikir olehnya bahwa mungkin sekali dia hanya merencanakan, dan kemudian tidak benar-benar melakukannya. Mungkin itu akan mencegah kekecewaan, menghindari kenyataan yang menyakitkan, menjauh dari perjalanan yang tak menyenangkan.

Tapi tentu saja itu akan sangat konyol, bukan?

Bandung, 23 Juli 2021

Sumber ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun