Syauki selalu terbangun lebih awal pada hari Kamis. Biasanya sebelum jam alarm berbunyi. Karena, tentu saja, hari Kamis adalah Hari Sampah.
Dia berpakaian dengan cepat dan terburu-buru, bahkan melewatkan sarapan. Mengambil kantong sampah plastik besar dari lemari, kemudian pergi dari kamar ke kamar, mengosongkan isi dari semua keranjang sampah kecil ke dalam kantong plastik.
Selalu mengikuti pola yang sama. Pertama kamar tidur, kemudian kamar mandi, lanjut kamar tidur kedua yang digunakan sebagai kamar belajar, keranjang kecil dekat sofa di ruang tamu, keranjang yang lebih kecil lagi sehingga bisa dipurukkan di sudut lemari ruang makan, keranjang yang seukuran di samping meja dapur, dan yang terakhir sekaligus yang paling menyenangkan, keranjnag besar di dapur itu sendiri.
Tentu saja, tidak banyak sampah di sebagian besar keranjang karena dia tinggal sendiri dan tidak banyak memproduksi sampah, tetapi dalam seminggu dia selalu memastikan untuk menyimpan sedikit sampah di setiap keranjang setidaknya sekali, hanya memastikan ada yang bisa diambilnya pada Kamis pagi.
Ketika semua keranjang telah dikosongkan, Syauki menyeret kantong plastik keluar melalui pintu belakang ke lorong, di mana yang terdapat dua bak sampah besar beroda.Â
Warna hijau untuk daur ulang yang diisinya setiap hari jika ia memiliki plastik atau beling, dan kemudian bak kuning untuk sampah organik, tempat dia menempatkan kantong plastik dari hasil pengumpulan Kamis pagi.
Dia kemudian mendorong kedua bak beroda, menyusuri jalan sepanjang samping rumah dan keluar ke trotoar depan, dan mengatur keduanya dengan rapi berdampingan.
Dia kemudian melihat arloji, melihat ke jalan untuk memastikan bahwa Mus tidak datang lebih awal dari biasanya, dan merasa cukup aman untuk sarapan.
Dia masuk ke dalam untuk membuat secangkir kopi dan roti panggang, pindah ke teras depan untuk makan sambil ia menunggu.
Benar saja. 08:15, tepat saat dia menyelesaikan gigitan terakhir, truk sampah besar berhenti dan Mus turun dan mengangkut tong sampah Syauki. Dia selalu melambaikan tangan pada Syauki dan memulai percakapan singkat.