9. Tetapkan DL yang Realistis
Menetapkan target tenggat waktu (deadline) untuk menyelesaikan novel harus. Tapi, alih-alih menetapkan kapan novel harus tamat, tetapkan tenggat waktu untuk penyelesaian 25 halaman pertama. Tetapkan tenggat waktu kedua jauh di masa depan, untuk penyelesaian 25 halaman kedua.
Senang rasanya mengatakan kepada diri sendiri bahwa kamu akan menulis novel dalam satu bulan, tetapi bisa membuat patah semangat begitu sampai di akhir bulan dan menyadari bahwa kamu hanya menghasilkan 25 halaman. 25 halaman itu BAGUS, kecuali kamu yakin dari awal bahwa kamu akan menghasilkan 300 halaman dalam waktu sebulan.
Apa pun kerangka waktu yang menjadi acuan, ingatlah bahwa kamu sedang menulis draf pertama. Bersikaplah baik kepada diri sendiri dan siapkan dirimu untuk sukses dengan menetapkan tenggat waktu yang realistis.
Jika kamu menulis 2.500 kata per minggu, draf novel 40.000 kata dalam empat bulan. Curahkan perhatianmu pada bulan kelima untuk revisi, dan bulan keenam novelmu sudah bisa dipasarkan.
Istilahnya first reader (tapi jangan tunjukkan pada semua orang yang Anda kenal!)
Salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan penulis pemula adalah menunjukkan upaya awal mereka kepada siapa pun yang mau membaca. Benar-benar godaan yang terkutuk.
Kamu sedang menulis novel dan ingin mendapat umpan balik! Kamu ingin dukungan! Kamu mau kritik dan saran! Kamu ingin seseorang memberi tahumu bahwa kamu luar biasa!
Tahan egomu. Jika kamu membiarkan terlalu banyak orang melihat novelmu terlalu dini, mereka akan memberikan berbagai macam ide tentang ke mana harus berlanjut dan tentang apa yang harus kamu masukkan dan apa yang harus Anda buang.
Jika kamu menunjukkan novelmu kepada beberapa orang sebelum selesai, akan ada yang ingin kamu mengubah watak tokohmu, atau menulis dari sudut pandang yang berbeda, pada saudari itu. Orang lain akan mengatakan Anda harus menulisnya dari sudut pandang yang berbeda, atau bahkan settingnya harus di masa depan dan genrenya fiksi ilmiah, jangan romansa. Dan tidak bisakah kamu menjadikan si tukang tambal ban sebagai tokoh utama yang berhasil memenangkan pilpres?
Ingat, ini ceritamu. Habiskan waktu yang bermanfaat untuk membangunnya. Beri waktu untuk mendapatkan visimu sendiri ke dalam cerita sebelum visi orang lain mengganggu. Banyak novel yang ditulis dengan kerjasama, tetapi kebanyakan tidak ditulis oleh panitia ad hoc.
Ini ceritamu. Habiskan waktu yang bermanfaat untuk mengembangkannya. Â Sebelum membiarkan orang lain membaca naskahmu, sunting kalimat-kalimat pasif, kata-kata yang terlalu sering digunakan, dialog yang canggung, dan pengaturan tempo.
Kamu hanya mendapatkan satu kesempatan untuk mendapatkan kesan pertama. Tentu kamu ingin pembaca awal fokus pada cerita tanpa terganggu oleh kesalahan minor dan tulisan yang ganjil.
Jika kamu sudah memahami apa yang kamu lakukan, saat kamu selesai menyunting dan merevisi setidaknya satu kali, temukan satu atau dua pembaca terpercaya, atau bayar penyunting profesional.
Sekarang ... mulailah menulis novelmu sendiri!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H