Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Pogonofilia

19 Mei 2021   19:56 Diperbarui: 20 Mei 2021   18:46 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Astaga! Aku masih mencoba mencari tahu bagaimana bisa terjadi.

Maksudku, aku tahu aku hampir tua. Aku tahu waktu berlalu dan terus berlalu dan sepertinya semakin lama aku berlalu dengan kecepatan yang tak terukur lagi. Sekarang aku sudah cukup dewasa, karena ketika aku melihat sekilas tayangan infotainment selebriti di televisi aku tidak tahu kebanyakan dari apa yang disebut selebriti.

Tetap saja, aku tidak merasa lima puluh lima yang menurutku separuh dari perjuangan melawan penuaan dini. Karena, sekali lagi, aku masih merasa belum dewasa.

Sedikit rambut yang masih hitam kecokelatan yang tersesat masih ada, tumbuh di atas telinga kiri dan tidak ada rambut lain di dekatnya. Aku menarik telingaku menjauh dari sisi kepala dan menyisir rambut dengan jariku karena, bukan untuk pertama kalinya, aku bertanya-tanya bagaimana rambut akhirnya tumbuh di cuping telingaku.

Aku mengusap dagu. Sering melakukannya akhir-akhir ini. Aku suka sensasi rasanya, teksturnya, kekasarannya. Laki-laki dengan jenggot aku perhatikan sering mengusap wajah mereka.

Kadang-kadang aku menjepit beberapa helai dengan lembut di antara jari tengah dan ibu jari. Aku tak tahu mengapa aku melakukannya. Mungkin secara tidak sadar aku khawatir ternyata bukan jenggot asli, jadi aku menariknya sesekali hanya untuk memastikan jenggotku nyata dan tidak rontok di tangan seperti sapu ijuk tua.

Aku menoleh sedikit ke satu sisi untuk melihat jenggotku.

Terlihat cukup bagus.

Sungguh bajinganlah aku jika tega mencukurnya.

Bandung, 19 Mei 2021

Sumber ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun